Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Agar Rembang mampu mengurangi angka kasus stunting, maka perlu memenuhi delapan aksi penanganan. Hal ini disebutkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Rembang, Dwi Wahyuni Hariyati pada Rapat Koordinasi Persiapan Penilaian Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022 di Aula Bappeda Kabupaten Rembang, Selasa (24/5/2022).
Ia mengatakan pelaksanaan Penilaian Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting ini digelar pada tanggal 30 sampai dengan 31 Juni 2022.
“Pelaksanaan Penilaian Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting 2022 merupakan penilaian dari tahun 2021. Sehingga pihak kami akan membuat program-program yang mampu menurunkan kasus stunting di sini pada 2022,” kata Wahyuni.
Rembang berada di urutan ke-13 dengan kasus stunting terbanyak se-Jawa Tengah dengan persentase 18,7 persen pada tahun 2021. Ia menargetkan angka stunting turun di 2022 menjadi 15,2 persen, sehingga membuat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa harus bekerja keras.
Dia mengungkapkan ada delapan aksi yang perlu dilakukan setiap OPD, beberapa di antaranya:
- Melakukan identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dan kendala dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
- Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
- Menyelenggarakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota.
- Memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi.
- Memastikan tersedianya dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa.
- Meningkatkan sistem pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi di tingkat kabupaten/kota.
- Melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting kabupaten/kota.
- Melakukan review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir. (*)