Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Menyikapi maraknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK), Pemerintah Kabupaten Rembang melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang melakukan beberapa langkah strategis.
Kepala Dintanpan Rembang Agus Iwan Haswanto mengatakan, pihaknya akan menggelar koordinasi dengan pemerintahan tingkat desa untuk mengkondisikan ternak warga selama masa siaga penanganan virus PMK.
Untuk pengamanan, Dintanpan juga akan melibatkan musyawarah Pimpinan Kecamatan(Muspika) se-Kabupaten Rembang.
Keluar masuk hewan ternak akan dibatasi untuk memastikan tidak ada hewan ternak baru yang masuk di Kabupaten Rembang selama masa siaga.
“Kami bekerja sama dengan kecamatan, kepala desa, Polsek, Danramil untuk mengefektifkan satuan desa. untuk menjaga kondisi ternak agar tidak ada keluar masuk sesuai pantauan,” ujar Agus saat ditemui palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com dikantornya kemarin.
Pemkab rembang juga akan menggelontorkan dana (APBD)-nya untuk mengupayakan pasokan obat PMK dan vitamin.
“Karena obat ini mahal, dan anggaran terbatas Sekaligus kita juga akan mengajak teman peternakan untuk berkontribusi swadaya melalui donasi,” imbuh Agus.
Tenaga kesehatan hewan dan petugas lapangan juga akan diterjunkan untuk melakukan monitoring, sosialisasi pencegahan sekaligus melakukan penanganan pertama pada hewan yang telah terindikasi terjangkit virus PMK.
“Tim lapangan sudah inspeksi untuk melaporkan dengan cepat. Nanti dokter yang mendiagnosa. Kita juga akan mengefektifkan koordinasi dokter hewan dan lapangan agar optimal pelayanan masyarakat kalau ada ada penularan cepat,” kata Agus.
Berdasarkan informasi dari Dintanpan Rembang per tanggal 22 Mei 2022, terdapat 42 ekor sapi di Rembang yang terkena PMK. Seluruhnya sudah ditangani berupa isolasi dan pengobatan. Dalam waktu dekat, dua pasar sapi di Rembang, Pamotan dan Kragan akan ditutup sementara untuk meminimalisir masuknya penyebaran virus PMK di Kabupaten Rembang. (adv)
Wartawan Area Kabupaten Pati