Anggota DPR dari PKB Ingin Transformasi Sistem Kesehatan Terintegrasi

Jakarta, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Nur Nadlifah mengingatkan agar transformasi sistem kesehatan terintegrasi harus memperhatikan kondisi serta kesiapan masyarakat. Hal tersebut ia sampaikan menanggapi rencana pemerintah melakukan transformasi digital pada sistem kesehatan nasional.

“Saya secara pribadi menyambut baik ide kreatif pak Menkes dan pak Dirut untuk menyatukan sistem sehingga semakin mudah melakukan pengecekan kesehatan. Cuman, saya ingin mengingatkan saja bahwa tidak semuanya masyarakat kita paham teknologi,” tutur Nur Nadlifah saat Rapat Kerja Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Dirut BPJS Kesehatan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Selain itu, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyampaikan, tidak semua masyarakat memiliki gawai yang mendukung untuk pengguna aplikasi tersebut. Karenanya, pemerintah perlu mengantisipasi kendala tersebut.

Dirinya menambahkan PeduliLindungi saat ini banyak digunakan untuk kegiatan rekam test covid-19, sertifikat vaksin serta tracing bagi pelaku perjalanan.

“Sementara, data layanan kesehatan akan berlaku kepada seluruh masyarakat Indonesia yang ada di kaki gunung atau di pelosok desa, sementara kalau mereka tidak memiliki supporting untuk akses aplikasi ini. Adakah solusi yang ditawarkan pak Menteri?” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyarankan agar pemerintah dapat menyiapkan solusi bagi masyarakat yang ingin berobat tapi belum memiliki gawai mumpuni atau akses terhadap teknologi tersebut.

“Ini saya rasa perlu dipikirkan pak Menteri, sehingga layanan aplikasi yang tujuannya mempermudah ini harus benar – benar mampu mempermudah. Saya mengingatkan kondisi masyarakat kita tidak semuanya mampu, mungkin tidak mampu beli kuotanya, tidak mampu punya gadget atau operasikan aplikasinya. Tolong dipikirkan betul dan apa solusinya manakala mereka tidak punya itu,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkenalkan inovasi baru berupa platform pelayanan kesehatan yang bernama Indonesia Health Service (IHS). Kehadiran IHS diharapkan akan memudahkan masyarakat untuk berinteraksi dengan fasilitas kesehatan.

IHS akan menjadi single identification kesehatan pasien yang terintegrasi dengan nomor induk kependudukan (NIK). Hingga pada akhirnya, setiap masyarakat Indonesia dapat mengakses layanan kesehatan yang berkesinambungan.

“Indonesia Health Services (IHS) ini merupakan suatu platform atau ekosistem yang bisa menghubungkan semua aplikasi – aplikasi di seluruh industri kesehatan, baik di rumah sakit, puskesmas, klinik, apotek, dinas kesehatan, industri kesehatan dan perusahaan – perusahaan lainnya,” ujar Budi.

IHS juga nantinya terintegrasi dengan sebuah aplikasi yang bernama Citizen Health Application (CHA). CHA merupakan pengembangan PeduliLindungi menjadi aplikasi kesehatan umum. Nantinya, takkan sebatas mencakup status vaksinasi dan hasil tes Covid – 19.

Kemenkes akan memaksimalkan penggunaan CHA yang nantinya aplikasi tersebut dapat dipegang oleh setiap masyarakat dan mencatat semua data kesehatan ataupun riwayat penyakit dari penggunanya.

“Sesudah Indonesia Health Services tadi, kita akan memaksimalkan penggunaannya bagi masyarakat, nah itu yang konsepnya dinamakan teman-teman di DTO sebagai Citizen Health Application. Jadi ini intinya adalah aplikasi yang dipegang oleh setiap masyarakat dan isinya semua data data kesehatan dia,” ungkap Budi. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati