Batang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Wabah penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah merebak di sejumlah wilayah yang ada di tanah air. Hal ini pun berdampak pada penginapan khusus sapi yang menjadi sepi.
Seperti halnya di penginapan atau hotel yang khusus disinggahi sapi, di sepanjang jalur pantura, Kecamatan Tulis.
Sebelum wabah PMK merebak, tempat ini biasanya disinggahi ratusan sapi yang berasal dari daerah Bali dan Jawa Timur.
Pemilik hotel sapi Ahmadin menyampaikan, dampak dari pembatasan pengiriman sapi, semua aktivitas di kandang berhenti seketika.
“Menjelang Iduladha di Batang biasanya jadi tempat penitipan sementara ratusan sapi, tapi sejak adanya PMK, sekarang malah sepi tidak ada yang ditunggu,” katanya, saat ditemui di hotel sapi, jalur pantura Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Rabu (1/6/2022).
Ia menerangkan, mayoritas sapi yang transit berasal dari Jawa Timur yang akan dibawa ke Jawa Barat dan DKI Jakarta.
“Kalau hari biasa paling 30-50 ekor saja, tapi mendekati Hari Raya Kurban bisa mencapai 100 ekor sapi yang menginap setiap harinya. Sapi-sapi itu ya biasanya sehari semalam, dan dikasih minum jamu-jamuan dan telur biar daya tahannya bagus, besoknya langsung dikirim ke Jakarta, Jawa Barat dan sekitarnya,” jelasnya.
Ia mengaku, sebelum PMK bisa memperoleh omset Rp600 ribu per harinya untuk setiap kali menerima sapi yang transit.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dislutkannak Batang Syam Manohara mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran PMK ke hewan ternak lain, Dislutkannak bersama tim Satgas Pangan Polres Batang secara berkelanjutan melakukan pemantauan ke sejumlah tempat penginapan hewan, untuk memastikan tidak ada pengiriman sapi dari daerah rawan PMK, seperti Jawa Timur.
“Kalau ada yang terkonfirmasi terpapar hewan langsung dipulangkan ke daerah asal,” tegasnya.
Berdasarkan data terbaru, terdapat sebanyak 154 ekor sapi terindikasi PMK dan 8 ekor di antaranya terkonfirmasi PMK, yang saat ini masih dilakukan pemeriksaan di laboratorium Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta.
“Kami sangat kewalahan menangani ternak yang terkonfirmasi PMK, terbatasnya obat-obatan dan Alat Pelindung Diri (APD) serta petugas,” ungkapnya.
Adapun langkah yang telah dilakukan adalah dengan meminta kiriman bantuan obat-obatan dan vaksin untuk ternak, APD serta disinfektan. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com