Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Seiring kondisi cuaca yang cerah, Nelayan kecil di Kabupaten Pati kembali melaut pada bulan ini.
Taryadi, Kepala Seksi Sarpras Pengembangan Usaha dan Pemberdayaan Nelayan pada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati mengatakan, dalam beberapa hari terakhir terpantau gelombang tinggi dan banjir rob di pesisir utara sudah mulai mereda.
“Kondisi saat ini bisa melaut karena memang cuaca ini cukup cerah dibandingkan bulan kemarin. Kalau kemarin kondisi cuaca kurang bersahabat sehingga potensi rob juga tinggi,” kata Taryadi kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com,Selasa (7/6/2022).
Terkait ketersediaan solar subsidi, Taryadi juga mengklaim masih aman. Pemerintah telah menyediakan dua titik SPBU solar subsidi Khusus nelayan di Kecamatan Dukuhseti agar mudah dijangkau nelayan.
“Rata-rata Pati Utara tidak masalah kaitannya dengan kondisi solar. Tapi Pati Timur kalau mengambil BBM di Dukuhseti cukup jauh memang kalau lewat SPBU,” imbuhnya.
Baru-baru ini pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah juga menggelontorkan bantuan BBM Solar subsidi sebanyak 455 liter untuk para nelayan kecil di Pati yang memiliki bypass.
Senada dengan Taryadi, Daman, seorang Koordinator nelayan dari Desa Bumirejo Juwana mengatakan, para nelayan kecil atau nelayan dengan kapal muatan 10 gros tonnage ke bawah sudah mulai beroperasi. Selain itu, kelangkaan solar subsidi juga tidak terjadi.
Namun lebih lanjut ia menjelaskan bahwa yang menjadi permasalahan nelayan kecil di Pati saat ini bukanlah ketersediaan solar, melainkan hasil dan harga tangkapan ikan yang tidak optimal.
Sebagian besar nelayan rajungan malah tidak beroperasi karena sulitnya menjual hasil tangkapan.
“Begitu juga nelayan ikan kembung juga sulit. Masih bisa dijual tapi nggak ada ikannya. Kemarin ada teman saya cerita ikan laku Rp50 ribu, tapi habis untuk beli BBM karena ini nggak musim,” ujar Daman saat diwawancara palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com.
Lanjut Daman, dinamika juga terjadi kepada para nelayan besar dengan kapal besar bermuatan diatas 30 gross tonnage. Pasalnya, kapal besar tidak boleh menggunakan solar subsidi, sementara harga solar non subsidi hingga bulan ini naik di harga Rp16.500 per liter.
“Harga ini tentunya sangat jauh jika dibandingkan dengan harga solar subsidi yang hanya Rp5.550. ongkos melautnya membengkak,” tandas Daman. (*)