Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Harga rajungan di tingkat nelayan Kabupaten Pati, Jawa Tengah anjlok. Kondisi ini terjadi akibat pabrik pengolah rajungan berhenti menyerap hasil tangkapan nelayan.
Daman, Salah seorang nelayan asal Desa Bumirejo, Kecamatan Juwana bahkan mengatakan bahwa sebagian besar nelayan rajungan di Pati bagian Timur hingga kini masih enggan melaut.
Ia menceritakan, anjloknya harga mulai terasa sekitar dua bulan yang lalu.
Pada Bulan Februari, harga rajungan utuh bisa mencapai Rp100 ribu per kilogram di tingkat nelayan. Sementara, harga hingga pekan ini turun drastis di harga Rp30 ribu. Dengan harga serendah itu, menurutnya rajungan masih susah dijual.
“Satu bulan saya tidak bisa melaut karena tidak bisa dijual rajungannya. Kemarin harga Rp100 ribu di bulan Februari. sekarang Rp30 ribu saja tidak ada yang beli. Pabrik sudah dua bulan tidak mau menerima rajungan kami,” ujar Daman saat diwawancara palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Selasa (7/6/22).
Dijelaskannya, rajungan di Pati tidak dijual di pasar lokal tapi langsung dijual di pengepul. Sebagian besar pengepul I selanjutnya menjualnya ke pabrik pengolah rajungan untuk kemudian diekspor ke luar negeri.
Saat pabrik pengolah menolak hasil tangkapan nelayan, spontan akan berpengaruh terhadap harga pasar.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, penyebab anjloknya harga jual rajungan itu dikarenakan stok di pabrik pengolah masih melimpah.
Namun ia juga mendapatkan informasi lain jika serapan pabrik menurun dikarenakan terdampak perang Rusia- Ukraina. Pihak pabrik, disebut sulit untuk melakukan ekspor sejak pecahnya perang tersebut.
“Dari Dinas alasannya stok masih melimpah. Tapi kami juga mendapatkan berita dari TV itu Kaitannya embargo. Negara barat mengembargo Indonesia karena mengundang Rusia di forum G20,” jelas dia.
Hingga kini, Daman mengaku belum mendapatkan solusi dari pemerintah terkait nasib para nelayan rajungan di Pati. Ia mengharapkan, operasional pabrik dalam waktu dekat bisa normal, sehingga para nelayan kecil bisa kembali melaut. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati