Magelang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kunjungan Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier ke Candi Borobudur pada Jumat (17/6/2022) dinilai menjadi promosi tersendiri.
Kedatangan presiden Jerman tersebut disambut baik oleh Ketua Daya Tarik Wisata (DTW) Kabupaten Magelang, Edward Alfian.
Edward menilai bahwa kunjungan tersebut memberikan dampak positif bagi objek wisata seputar candi Borobudur.
Selama kunjungan berlangsung, dilakukan penutupan selama setengah hari oleh pihak PT Taman Wisata Candi (TWC).
“Di Desa Bahasa kedatangan 200 wisatawan, bahkan di Ketep Pass mencapai 400 orang hari ini,” ujar Ian, panggilan akrabnya.
Ia juga berharap dengan adanya kedatangan Presiden Jerman dapat menjadi promosi tersendiri, terutama untuk waktu jangka panjang, wisatawan dari Eropa akan berbondong-bondong ke Candi Borobudur dan kawasan sekitarnya.
“Presiden Jerman saja sudah berkunjung ke Candi Borobudur, maka saya harapkan wisatawan Jerman khususnya dan Eropa pada umumnya, juga berbondong-bondong ke kawasan Borobudur,” harapnya.
Sebagai informasi, Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier melakukan kunjungan kenegaraan dengan mengunjungi Candi Borobudur. Selain melihat dari dekat kerja sama antara Indonesia-Jerman di bidang konservasi, Frank Walter juga memanfaatkan kunjungan ini dengan naik ke candi hingga lantai 10 (Arupadhatu).
Kunjungan Steinmeler dan rombongan di Borobudur hanya berlangsung sekitar satu jam. Rombongannya datang pukul 10.00 WIB dan meninggalkan kawasan candi sekitar pukul 11.00 WIB.
Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Jerman menumpang kendaraan jeep berplat merah bertuliskan “Germany” dan dikawal sangat ketat. Rombongan langsung masuk komplek Balai Konservasi Borobudur (BKB) yang berada bersebelahan dengan komplek Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB). Kedatangan presiden Jerman ini juga disambut Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin.
Di BKB, Frank meninjau laboratorium fisik untuk melihat kegiatan kolaborasi antara Indonesia dan Jerman, dimana pemerintah Jerman telah memberikan bantuan peralatan untuk membuat mortar dan monitoring drainase candi Borobudur.
Setelahnya langsung menuju ke ruangan arsip Memory of the Word (MOW), dalam hal ini pemerintah Jerman berperan memberikan bantuan tenaga ahli yang memberi masukan pengelolaan arsip pemugaran candi Borobudur, sampai akhirnya mendapat status sebagai ingatan dunia (Memory of the World). Usai dari BKB, Frank kemudian bergerak menuju Candi Borobudur melalui taman Lumbini.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid mengungkapkan, meskipun Presiden Jerman sudah berkali-kali datang ke Indonesia, baru pertama kali ini mengunjungi Candi Borobudur.
“Tadi melihat peralatan laboratorium yang sudah bertahun-tahun, ternyata masih bagus kondisinya. Baru pertama ke Candi Borobudur meski sudah berkali-kali ke Indonesia,” ujar Hilmar.
“Di Candi Borobudur, Presiden Jerman mendapat penjelasan dari BKB dan secara umum berjalan lancar, bagus dan presiden puas. Kita sempat mengenalkan sandal baru (upanat), cuma karena terbatas waktu sehingga beliau tidak sempat buka sepatu,” imbuh Hilmar.
Meski demikian, menurut Hilmar, pesannya sudah tersampaikan karena sandal ini sebagai salah satu upaya untuk melestarikan candi.
Saat naik candi, Presiden Jerman juga sempat melihat bagaimana drainase disusun, dimana alat tersebut merupakan bantuan dari Jerman. Menurutnya, Presiden Jerman yang mengenakan setelan jas warna biru tua dipadu hem biru muda, juga nampak asyik mendengarkan cerita makna relief Candi Borobudur. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com