palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Temuan indikasi aliran dana Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk kegiatan terorisme diungkap oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
Hal tersebut pun membuat Densus 88 Antiteror Polri menangani masalah ini.
“Densus masih melakukan penyelidikan terhadap permasalahan ini,” kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar dikutip dari Detik News, Senin (4/7/2022).
Perlu diketahui sebelumnya, PPATK sedang menganalisis aliran dana ACT, yangmana sebagian analisis telah diserahkanke ke Densus 88 dan BNPT.
“Iya kami sudah proses sejak lama dan sudah ada hasil analisis yang kami sampaikan kepada aparat penegak hukum,” kata Ketua PPATK Ivan keSenin (4/7).
Dalam hal ini, Ian mengungkapkan bahwa adanya temuan aliran dana ACT digunakan untuk kegiatan terlarang.
“Transaksi mengindikasikan demikian (penyalahgunaan). Indikasi kepentingan pribadi dan terkait dengan dugaan aktivitas terlarang. Ke Densus, BNPT ya (laporan diserahkan),” kata dia.
Sementara itu, Ibnu pemimpin ACT menyebut tidaklah benar dana ACT digunakan untuk kegiatan terorisme.
“Dana yang disebut sebagai dana teroris itu dana yang mana? Jadi kalau dialokasikan dana teroris itu dana yang mana? Kami sampaikan ini supaya lebih lugas karena kami tidak pernah berurusan dengan teroris,” ujar Ibnu dalam konferensi pers, Senin (4/7/2022).
Ibu mengatakan ACT sering mengundang beberapa lembaga dan kementerian untuk melaksanakan program filantropi.
“Kami diundang, kami datang. Kalau ACT dianggap radikal macam-macam misalnya sempat ada isu seperti itu kami malah sebenarnya bingung karena kami setiap program kami lakukan setiap undang entitas apakah gubernur, bupati, atau menteri hadir atau bantuan pangan yang seribu ton itu dilakukan di depan Mabes TNI, kita gunakan kerjasama waktu itu dengan Pangdam Jaya untuk distribusi bantuan dengan bagus,” jelas dia.
Ibnu menyebut pihaknya pernah memberikan bantuan kepada korban Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sebagai bentuk kemanusiaan.
“Lalu soal dana ke Suriah, gini teman-teman, apakah ACT siapkan bantuan kepada pemerintah yang Syiah atau kepada pemberontak yang ISIS? Kami sampaikan kemanusiaan itu tidak boleh menanyakan tentang siapa yang kami bantu, agamanya apa, nggak penting. Jadi yang kami tahu ada orang tua yang sakit, ada anak-anak yang terlantar, korban perang kami terima di pengungsian di Turki, kami berikan bantuan pangan medis, dan kami tidak pernah bertanya mereka Syiah atau ISIS nggak penting buat kami, karena keluarga keluarga ini orang-orang jompo yang perlu kami bantu, mereka korban perang, jadi ini prinsip kemanusiaan, jadi kalau dibawa ke mana-mana kami jujur aja sering bingung, sebenarnya dana yang ke teroris itu dana yang ke mana?” tutur Ibnu. (*)
Artikel ini telah tayang di Detik News dengan judul, “Densus 88 Selidiki Temuan PPATK soal Indikasi Penyimpangan Dana ACT”