Boyolali, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Cagar budaya Patirtan Cabean Kunti yang berada di desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali diproyeksikan menjadi pusat konservasi sumber mata air.
Rencana tersebut juga didukung penuh oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ia juga meminta seluruh daerah untuk mencari sumber mata air yang pernah ada di wilayah masing-masing. Serta meniru langkah untuk melakukan konservasi atau menciptakan sumber mata air baru.
“Ini sebenarnya bagus, mata airnya bagus, hutan sekitarnya juga bagus, tetapi kurang rungkut (lebat). Maka kami siapkan penataan kawasan, karena ide dari desanya sudah bagus, untuk mengonservasi seluruh mata air yang masih ada. Nah sekarang tidak cukup yang masih ada, kita ciptakan mata air baru dengan cara mengonservasi dan menanam,” kata Ganjar usai mengunjungi Patirtan Cabean Kunti, Kamis (4/8/2022).
Terkait dengan penataan Patirtan Cabean Kunti, gubernur Jateng tersebut juga meminta pemerintah desa untuk bekerja sama dengan pihak kampus, pemerintah daerah, dan DPRD.
Ganjar juga meminta semua pihak untuk terlibat langsung melakukan gotong royong menata kawasan tersebut.
Selain konservasi dan memanfaatkan sumber mata air yang ada, diharapkan situs yang diperkirakan sudah ada sejak abad VIII-X Masehi itu menjadi destinasi wisata.
“Semuanya nyengkuyung agar ditata, termasuk ini bisa menjadi desa wisata karena situsnya bagus. Sehingga nanti ada sejarawan yang bisa menceritakan, bisa memanfaatkan air dengan baik, penataan kawasan baik, sehingga nanti orang akan datang ke sini juga akan menghormati. Mereka merawat dan menikmati,” jelas Ganjar.
Berdasarkan keterangan tertulis di tempat tersebut, Patirtan Cabean Kunti terdiri atas tujuh sendang. Ketujuh sendang itu adalah Sendang Jangkang, Sidotopo, Lerep atau Palerepan, Kunti Lanang, Panguripan, Kunti Wadon, dan Semboja. Oleh masyarakat sekitar, kawasan Patirtan Cabean Kunti juga disebut sebagai Sendang Pitu.
Temuan relief yang terdapat di Sendang Lerep diperkirakan merupakan tantri atau cerita binatang berisi ajaran moral agama Buddha.
Berdasarkan relief itu, fungsi dari Patirtan Cabean Kunti sendiri sebagai bangunan suci. Diperkirakan dibangun oleh tokoh bangsawan yang mengasingkan diri atau petapa yang ingin mencapai moksa.
“Mudah-mudahan dalam jangka pendek penataannya akan segera dilakukan. Minimal desainnya dulu. Menanamnya segera dimulai, nanti soal fisiknya bisa sambil berjalan dan bertahap,” ungkap Ganjar.
Ganjar menambahkan, gerakan seperti yang dilakukan oleh masyarakat Desa Cabean Kunti bisa dicontoh oleh desa lainnya.
Ia ingin setiap desa mencari sumber mata air yang pernah ada untuk dikonservasi. Untuk memperkuat gerakan tersebut, ia meminta agar kepala desa membuat peraturan desa untuk menggerakkan warga termasuk menjaga kebersihan.
“Perlulah gerakan seperti yang ada di sini dilakukan di banyak desa lain. Kalau menemukan sumber mata air, konservasi. Kalau pernah ada cerita atau sejarah masa lalu yang kemudian warga setempat tahu di situ pernah ada mata air, cari lagi. Hidupkan lagi dengan cara mengonservasi, menanam, dan kemudian melakukan penghijauan kembali. Kita mendorong untuk mengonservasi kawasan ini termasuk sumber-sumber air di manapun,” tegasnya. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com