Harga Pangan Tidak Stabil, Pemerintah Diminta Amankan Pasokan Komoditas

Jakarta, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Krisis global yang dialami dunia menyebabkan harga pangan tidak stabil. Oleh sebab itu, Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Andi Akmal Pasluddin menyayangkan sikap pemerintah yang tidak siap.

Menurut informasi yang ia dapat, pemerintah dinilai masih belum bekerja optimal mengamankan harga komoditas pangan dalam negeri.

“Bagaimana stabil pangan kita ini? Kondisi harga-harga, baik pangan maupun energi termasuk BBM dan gas, sudah melampaui batas nalar. Memang kondisi krisis global menghantui di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, energi hingga lingkungan tapi saya melihat pemerintah tidak siap menghadapi ini semua,” ujar Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Akmal pada Minggu (21/8/2022).

Lebih lanjut, ia juga menyayangkan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang beranggapan harga komoditas pangan di Indonesia relatif stabil. Padahal, data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) pada Jumat (19/8/2022) lalu menunjukkan sejumlah harga pangan mengalami kenaikan yang fluktuatif. Mulai dari harga telur yang naik sebesar 0,83 persen dibanding hari sebelumnya.

Kemudian, daging ayam naik sebesar 0,58 persen menjadi Rp34.650 per kilogram. Harga cabai pun kembali naik tipis seperti cabai merah besar sebesar 0,47 persen dibanding kemarin menjadi Rp63.750 per kilogram, cabai rawit merah naik 0,15 persen menjadi Rp66.350 per kilogram, cabai merah keriting harganya tetap pada Rp63.200 per kilogram, dan cabai rawit hijau turun 0,47 persen jadi Rp52.750 per kilogram. Terakhir, rata-rata harga telur dan daging ayam ras masih mengalami kenaikan di seluruh pasar tradisional.

“Jangan sampai pemerintah terlena dengan pernyataan-pernyataannya. Kondisi pangan kita masih tidak stabil. Biaya logistik akibat kenaikan BBM menjadi unsur besar naiknya harga pangan yang jauh dari lokasi produksi pertanian pangan, termasuk perikanan. Sudah dapat terlihat jelas di lapangan, jika pemerintah bekerja optimal memperbaiki kondisi tata niaga pangan, tanpa mesti diekspose, masyarakat sendiri dapat menilai baik buruknya kinerja pemerintah,” pungkas Akmal. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati