Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati mendorong para petani harus bisa menciptakan garam dengan kualitas baik. Sehingga, produk yang dihasilkan dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Hal ini disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) DKP Kabupaten Pati, Ari Wibowo. Ia mengatakan, petani garam di Pati tidak hanya fokus di produksi saja. Akan tetapi, juga bisa mengolah garam agar nilainya tinggi.
“Kalau petani hanya berkutat di produksi, tentu tidak akan ada perubahan. Seharusnya produksi, lalu bisa menjual menjadi olahan sendiri. Artinya, garam harus diolah dahulu. Mungkin kalau dengan washing plant bisa dibuat garam halus, dikemas, kemudian di situ nilai tambahnya akan menjadi lebih tinggi,” jelasnya.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati berencana akan mengupayakan petani garam agar memiliki ‘posisi tawar’. Dengan begitu, diharapkan penghasilan yang didapatkan semakin meningkat.
Ia berpesan kepada para petani untuk memproduksi garam yang berkualitas, yakni tidak hanya dengan menjual produk dalam bentuk bahan baku saja, melainkan dikembangkan menjadi garam halus.
“Jadi saat ini ada program pemerintah yang baru dikembangkan, salah satunya washing plant. Atau mengolah menjadi garam halus, dikemas, kemudian dipasarkan,” jelas dia.
Lebih lanjut, ia berharap para petani dapat memproduksi garam halus secara rutin. Pasalnya, Pati merupakan penghasil garam terbesar nomor satu di Jawa Tengah.
“Kalau tahun kemarin sudah nomor empat se-Indonesia. Karena sekarang sudah banyak di Jawa Barat. Seperti Indramayu, mulai banyak lahan yang di garap untuk petambak garam. Tetapi untuk Jawa Tengah, kita masih nomor satu,” tandasnya. (*)