Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Semakin hari telur ayam di Kabupaten Pati harganya tidak terkontrol. Para pelaku UMKM sangat terbebani lantaran harga telur yang pada hari ini menginjak Rp30.000 per kilogram.
Beberapa di antara pelaku UMKM meratapi nasib. Pasalnya telur adalah bahan baku utama bagi sebagian pelaku UMKM, seperti pedagang kue, cilor, telur gulung, martabak, dan masih banyak lagi.
Riki (25) salah satu pedagang cilor di depan SMPN 5 Pati sangat mengeluhkan atas naiknya harga telur tersebut. Pasalnya, selama satu minggu ini penghasilannya menyusut drastis.
“Sepi Mas, biasanya seminggu saya mendapatkan laba kurang lebih Rp1.000.000, ini baru Rp450.000 seminggu,” ucap Riki saat diwawancarai langsung di lokasi, Selasa (30/8/2022).
Dirinya juga memaparkan bahwa seminggu ini dia berjualan tidak balik modal, karena memang harga telur sedang melambung tinggi, belum lagi bahan yang lainnya.
“Modalnya saja per hari bisa sampai Rp150.000-an, sedangkan per hari kita cuma mendapat omzet kurang dari Rp200.000, ” ungkapnya.
Riki berharap agar harga telur bisa normal kembali, supaya dirinya bisa berjualan dengan lancar tanpa mengalami kerugian.
Di sisi lain, Hadi Santosa selaku Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati mengungkapkan, harga telur ayam di pasaran naik tinggi lantaran dipicu oleh kenaikan harga pakan ayam.
“Harga telur mengalami kenaikan ini disebabkan bahan baku untuk pakan naik dan juga kebutuhan telur semakin tinggi,” ucap Hadi.
Disdagperin Kabupaten Pati juga telah melakukan berbagai upaya mengontrol harga telur, seperti membuka pasar murah dan sidak di berbagai pasar. Pihaknya senantiasa memantau harga untuk kemudian dilaporkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
“Operasi pasar tapi ada kendala terkait biaya sangat kecil anggarannya, tetapi semacam itu sudah kita lakukan. Dan melaporkan ke Provinsi atau ke Aplikasi SEHATI yang dikelola Pemprov Jawa Tengah untuk mencegah inflasi,” jelasnya. (*)