Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kun Saptono, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Pati menyebut pengenalan varietas unggul bibit padi cepat panen di Pati belum efektif.
Ia menceritakan, dua tahun lalu pemerintah menggencarkan sosialisasi bibit padi cepat panen untuk mengganti varietas padi Inpari-32.
Migrasi varietas ini diharapkan mampu menyiasati gagal panen, lantaran perubahan iklim yang tidak menentu.
Karena tidak ada patokan cuaca, petani saat ini cenderung menanam padi disaat yang tidak tepat.
Adapun jenis bibit baru yang ditawarkan pemerintah diantaranya varietas pajajaran agritan, cakra Buana, dan yang terbaru M70D.
Varietas padi tersebut digadang-gadang mampu tumbuh lebih cepat dibandingkan varietas biasa. Jika Inpari-32 dipanen dalam 100 hari, padi varietas baru dapat dipanen selama 70 hari masa tanam.
Rendahnya minat petani di Pati untuk beralih dari bibit varietas Inpari-32 disebabkan banyak faktor. Diantaranya varietas padi cepat panen harga bibitnya mahal dan sulit didapat.
“Masih belum, benihnya mahal. Berasnya juga belum banyak dikonsumsi. Belum ada di pasaran jarang ditemui beras M70D,” ujar Kun saat ditemui di kantornya kemarin.
Selain itu, masyarakat belum terbiasa dengan rasa beras yang dihasilkan padi varietas tanam pendek, tengkulak sebagian besarnya masih mencari hasil panen padi Inpari-32.
Kun mengaku, Dinas pertanian terus mencari solusi migrasi bibit padi petani. Pasalnya, di samping mencari solusi gagal panen, varietas Inpari-32 harus segera di-upgrade lantaran provitasnya setiap tahun turun. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati