Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Harga pupuk non subsidi di Kabupaten Pati hingga triwulan III pada tahun 2022 masih dalam kategori yang cukup tinggi.
Kondisi tersebut menjadikan para petani di Bumi Mina Tani kebingungan dalam melakukan perawatan tanaman agar tetap subur.
Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati yang disampaikan melalui Pejabat Fungsional Analisis Sarana dan Prasarana (Ansarpras) Aldonny Nurdiansyah, jika dibandingkan pada tahun 2021, kenaikan harga pupuk mencapai lima kali lipat.
“Untuk kondisinya memang harga pupuk yang beredar di masyarakat memang mengalami kenaikan, coba kita bandingkan tahun sebelumnya itu kira-kira ya sampai kalau lima kali lipatnya, kondisinya saat ini masyarakat bingung harus gunakan pupuk apa, kan gitu,” katanya saat ditemui palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com di kantornya pada Sabtu (3/9/2022).
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Doni mengungkapkan bahwa salah satu alasan harga pupuk non subsidi mahal dikarenakan harga bahan baku pupuk mengalami kenaikan.
“Alasan dari produsen saat kami tanya adalah bahan baku untuk membuatnya itu mahal, seperti gas dari Cina, bahan baku fosfat dari Ukraina dan Rusia, jadi masih berdampak dalam proses pembuatannya,” imbuhnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sejak mulai awal tahun 2022, mulai bulan Januari hingga pertengahan Agustus, harga eceran tertinggi (HET) pupuk Urea mencapai kisaran Rp13.000-15.000 per kilogram dan HET pupuk NPK kisaran Rp14.000-15.000 per kilogram.
Sedangkan, pada tahun sebelumnya, HET Urea hanya di kisaran Rp5.000-8.000 per kilogram. Dan HET pupuk NPK menginjak Rp8.000 per kilogram.
“Kalau dulu gak ada subsidi, petani yang ibaratnya kategori menengah ke atas itu minded dengan non subsidi karena harganya masih terjangkau. Kalau sekarang ya hanya orang-orang tertentu,” tuturnya.
Dengan kenaikan itu dirasa memberatkan petani. Ia pun berharap pada tahun 2023 mendatang akan ada penambahan alokasi pupuk bersubsidi bagi kebutuhan petani di wilayah Kabupaten Pati.
Menurutnya, akan ada pembaharuan data yang dimungkinkan untuk memperbaiki kebutuhan dengan disesuaikan kebutuhan petani.
“Harapan kami tentunya tahun depan ada pembaharuan terkait dengan kebutuhan yang harus disesuaikan dengan pemupukan oleh masyarakat, semoga saja,” pungkasnya. (*)