Dampak BBM Naik, Sopir Angkutan Umum di Pati Tak Berani Naikkan Tarif Penumpang

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat sejumlah sopir di Kabupaten Pati tidak berani menaikkan tarif penumpang. Para sopir khawatir penumpang semakin sepi.

“Ongkos Pati-Purwodadi tarifnya masih sama. Kalau dinaikkan lagi mentok. Penumpang bisa habis,” ujar sopir mini bus jalur Pati-Purwodadi, Muhammad Arifin.

Menurutnya, sebelum ada kebijakan kenaikan harga BBM, pendapatan sopir di Kabupaten Pati sudah menurun setelah dihantam pandemi Covid-19. Penumpang sudah mulai berkurang.

Pendapatan ini semakin menurun akibat kebijakan kenaikan harga BBM. Sebelum ada kenaikan harga BBM, ia mendapatkan Rp50 ribu hingga Rp80 ribuan per pulang pergi (PP) dari Pati ke Purwodadi.

“Saat ini habis tinggal untuk solar. Tinggal Rp30-an ribu,” ujarnya kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com.

Baca Juga :   Video : Tak Ditemui Anggota Dewan Saat Audiensi, PMII Pati Mengancam Akan Gelar Aksi Demonstrasi

Ia menambahkan, biaya untuk membeli BBM semakin tinggi. Sebelum ada kenaikan harga BBM, ia menghabiskan Rp 110 ribu setiap pulang pergi (PP). Setelah naik, ongkos untuk membeli BBM ikut naik menjadi Rp 180 ribu hingga Rp 190 ribu.

Sementara itu, sopir angkutan umum, Wario mengatakan, dengan adanya kenaikan BBM ini membuat ia pusing dan juga membuat penghasilannya semakin menurun.

“Pusing mas. Pendapatan sudah ndak seberapa. Ditambah adanya kenaikan BBM ini. Jadi pendapatan menjadi menurun,” ujarnya saat ditemui di Terminal Kembang Joyo Pati belum lama ini. (*)