DINSOSP3AKB Pati Imbau Warga Segera Laporkan Agen Penyalur BPNT yang Tak Layak Konsumsi

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DINSOSP3AKB) Kabupaten Pati mengimbau masyarakat untuk berani dalam melaporkan para agen penyalur sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang tak layak konsumsi.

Melalui Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Fakir Miskin DINSOSP3AKB Kabupaten Pati, Tri Haryumi mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan tindakan tegas terhadap oknum agen penyalur tersebut.

“Kalau untuk BPNT ya yang cenderung laporan itu kondisi sembako yang tak layak itu. Makanya kami imbau masyarakat untuk laporkan jika terjadi hal yang tersebut itu mas. Kami akan datangi pastinya,” katanya saat ditemui di kantornya.

Ia menambahkan tidak segan-segan akan merekomendasikan unit BRI terdekat tersebut, untuk mencabut status agen Brilink dan menggantikan ke yang lainnya.

“Saya pantau berikan arahan jika masih tidak bisa ya langsung kami suruh BRI untuk ganti yang lain saja,” tegasnya.

Pihak mengatakan bahwa sejauh ini, pihaknya telah menerima beberapa laporan dari masyarakat terkait dengan sembako yang tidak layak tersebut.

Selama ini, pihaknya telah melakukan pendataan dan mendatangi secara langsung agen tersebut.

Selain itu pihak juga memberikan arahan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

“Ya kalau itu pasti adalah, satu atau dua laporan gitu, tapi kita betul datangi dan kita cek ya memang kurang layak. Langsung kita sampaikan mbok ganti opo ora, neg ora mbok ganti tak coret wae, ya akhirnya diganti kok,” katanya dalam basa Jawa.

Tri Haryumi mengungkapkan, selama ini temuan kasus kecurangan para agen di wilayah Pati, kondisi beras yang tak sesuai standar.

Pihaknya mencontohkan, jika beras harus dalam kondisi bersih dan putih, maka yang diterima warga justru warnanya kuning.

Kemudian selain itu juga, terdapat menir yang cenderung banyak dalam sekarung beras tersebut. Sehingga jika standarnya maksimal 25 persen, maka ditemukan sebanyak lebih dari 40 persen menir.

“Iya temuan kita macam-macam ya, pada dasarnya yang sering itu ya beras, yang harusnya tidak boleh kuning, tapi ini malah kuning. Kemudian beluk atau menirnya banyak, jadi inilah permasalahan yang biasanya terjadi itu,” pungkasnya. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati