Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dalam Program Percepatan Penurunan Stunting pada tahun 2022 di wilayah Kabupaten Pati, setidaknya akan menyasar kepada sejumlah 1.236 anak usia kurang dari dua tahun (Baduta).
Melalui Johannes Harnoko, selaku perwakilan dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pati yang sekaligus merupakan bagian dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mengungkapkan bahwa data tersebut bersumber dari elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Dinas Kesehatan Kabupaten Pati tahun 2022.
“Secara jumlah ada sebanyak 1.236 yang terbagi di dalam masing-masing Puskesmas di Pati, data itu merupakan hasil upload dari e-PPGBM Dinkes tahun ini mas,” katanya saat ditemui di kantornya oleh tim palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com.
Berdasarkan data yang disampaikan, angka stunting tersebut dibagi menjadi dua kategori yakni stunting sangat pendek sebanyak 273 Baduta dan stunting pendek sebanyak 963 Baduta.
Di mana berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa jumlah kasus stunting tertinggi terjadi di wilayah Puskesmas Margorejo dengan angka total sebanyak 164 dengan prevalensi 12,91 persen.
Kemudian dari data yang sama, dilanjutkan wilayah Puskesmas Dukuhseti 114 Baduta dari total sasaran 1.041 dengan perhitungan prevalensi sebesar 10,95 persen.
Selanjutnya dari wilayah Puskesmas Jakenan dengan jumlah Baduta stunting sebanyak 90 dengan angka prevalensi 9,66 persen.
“Dari tersebut jelas mas, mulai dari angka hingga prevelensi di masing-masing Puskesmas, misalkan untuk Puskesmas Margorejo 12,91 persen prevalensi dan selanjutnya itu,” imbuhnya.
Diketahui prevalensi stunting merupakan indikator yang digunakan untuk menghitung persentase anak Balita tingginya dibawah rata-rata dari penduduk acuan. (*)