Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kasus Stunting di wilayah Kabupaten Pati tahun 2022 berdasarkan data yang diinput melalui sistem elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) terdapat sebanyak 1.236 bayi kurang dari dua tahun (Baduta).
Berdasarkan data tersebut, kondisi Baduta stunting terjadi di wilayah kerja 29 Puskesmas yang ada di Kabupaten Pati.
Menurut informasi yang disampaikan oleh salah satu tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pati mengungkapkan bahwa terdapat 3 wilayah kecamatan dengan kondisi tertinggi di Pati.
“Dari data E-PPGBM dari Dinkes tahun 2022 ya mas, itu terdapat sebanyak 1.236 Baduta, yang terjadi di seluruh Puskesmas,” katanya kepada tim palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com.
Melalui data yang disampaikan kepada tim palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com menunjukkan di wilayah Puskesmas Margorejo terdapat sebanyak 164 Baduta stunting.
Dimana angka tersebut, dibagi menjadi dua kategori yakni kasus stunting sangat pendek sebanyak 29 dan stunting pendek sebanyak 135 Baduta.
Selanjutnya, kasus stunting sebanyak 114 Baduta di wilayah Puskesmas Dukuhseti dengan masing-masing sangat pendek 21 dan pendek 93 kasus.
Kategori ketiga, wilayah dengan angka kasus Baduta stunting yakni di wilayah Puskesmas Jakenan sebanyak 90 kasus.
“Setidaknya ada 3 wilayah ya sekiranya tertinggi, yang mana di Puskesmas Margorejo, Puskesmas Dukuhseti dan juga Puskesmas Jakenan,” terang Johannes.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa dari total Baduta tersebut jika dihitung secara prevalensi persentase angka stunting di Pati sebanyak 4,66 persen.
Yang mana diketahui bahwasanya terdapat jumlah sasaran Baduta secara keseluruhan sebanyak 26.500.
“Untuk pravelensi kita sudah mengalami penurunan ya mas dari tahun sebelumnya, sekarang itu secara persentase 4,66 persen,” pungkasnya. (*)