Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kedelai lokal saat ini tidak banyak dilirik oleh para pengrajin tahu di wilayah kabupaten Pati. Hal ini pun disebabkan oleh beberapa faktor.
Berdasarkan pengakuan dari salah satu pengrajin tahu di desa Blaru, Kecamatan/Kabupaten Pati, Rubiyati mengatakan bahwa dari segi harga, kedelai lokal memang lebih murah dibandingkan kedelai impor.
Diketahui harga kedelai impor pekan ini di harga Rp12.750-13.000, sedangkan kedelai lokal berada di harga Rp11.000-12.000.
Namun demikian ketersediaan kedelai lokal di Pati bahkan Jawa Tengah belum mampu mencukupi kebutuhan produksi tahu dan tempe di Pati. Sehingga para pengrajin tahu, termasuk dirinya, tidak menggunakan kedelai lokal.
“Kalau kedelai lokal sebenarnya bisa digunakan untuk tahu kami, tapi carinya susah. Nggak bisa terus. Meskipun harganya lebih murah,” ujar Rubiyati saat ditemui wartawan di rumah produksinya kemarin.
Hal ini lantas ditanggapi oleh anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno.
Ia pun mengatakan bahwa ketersediaan kedelai lokal di wilayah Pati, belum mampu untuk mencukupi kebutuhan produksi tahu.
“Ketersediaan kedelai lokal terutama di Pati masih belum cukup untuk kebutuhan produksi tempe dan tahu,” ungkapnya kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com saat wawancara melalui telepon, Rabu (19/10/2022).
Oleh karenanya, untuk saat ini tidak banyak petani di Pati yang menanam kedelai, lantaran hasilnya yang tidak menjajikan. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com