Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang berencana akan melakukan penataan Kota Rembang. Salah satu penataan kota adalah relokasi pedagang PKL alun-alun ke kompleks Taman Rekreasi Pantai (TRP) Kartini yang direncanakan tahun depan.
Namun di tengah kabar penataan ini, muncul pertanyaan baru. Bagaimana nasib Perpustakaan Umum Rembang yang berada di kawasan tersebut?
Endhi Juniarno Kepala Bidang (Kabid) Perpustakaan Dinarpus Kabupaten Rembang menanggapi hal tersebut.
Endhi menjelaskan, sampai saat ini Dinarpus belum mengetahui secara pasti tentang nasib keberadaan perpustakaan umum terkait rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang untuk revitalisasi TRP Kartini.
Ia menjelaskan lokasi dan gedung perpustakaan umum Rembang merupakan hak milik Dinas Kebudayaan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang.
Lebih tepatnya, gedung yang digunakan perpustakaan umum yaitu bangunan yang masuk cagar budaya peninggalan Belanda yaitu Gereja Portugis.
Serta perpustakaan umum juga berada di lahan pariwisata sehingga secara otomatis hak pakai gedung tersebut dari Dinbudpar.
“Gedungnya masuk cagar budaya (gereja Portugis), di atas lahan Taman Kartini yang hak pakenya dipegang pariwisata,” kata Endhi saat dihubungi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com Kamis, (27/10/2022).
Sementara gedung yang digunakan perpustakaan umum Rembang diresmikan sebagai Tourism Informasi Center (TIC) dan perpustakaan digital Kabupaten Rembang pada tahun 2008.
Perpustakaan digital ini mencakup buku bacaan yang berbentuk e-book yang bisa dijangkau dari jaringan internet. Namun, untuk perpustakaan konvensional berbentuk koleksi cetak atau buku, masih menempati bersamaan dengan perpustakaan digital.
“Kita masih numpang. Sewaktu-waktu suruh pindah ya pindah. Itu peruntukannya buat Tourism Center. Jadi kita belum punya gedung sendiri,” terang Endhi.
Ia berharap akan ada perubahan perpustakaan umum dengan adanya gedung baru untuk dijadikan perpustakaan yang masih terintegrasi dengan pariwisata.
“Seiring pembangunan Taman Kartini yang rencananya dianggarkan Rp40 miliar. Supaya tetep bangunkan di area taman gedung perpusnya, anggep saja buat wisata literasi atau gedung literasi. Terintegrasi dengan taman. Gerejanya biar tetep gereja, atau buat museum,” tandasnya. (*)