Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Krisis pangan dan krisis energi melanda banyak negara sudah ada di depan mata. Bahkan beberapa negara ternyata sudah mulai merasakan dampaknya.
Hal tersebut disampaikan Bupati Rembang Abdul Hafidz. Menurutnya, krisis ini dapat dilihat dengan naiknya harga bahan pangan saat ini.
Diketahui, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan bahwa keadaan dunia sedang tidak stabil dan tidak dapat diprediksi.
Dilihat sampai sekarang, perang negara Rusia dan Ukraina masih belum usai. Peristiwa ini dapat memberikan gejolak ekonomi dan sosial yang tinggi.
“Presiden sudah mengimbau kepada masyarakat untuk hati hati kondisi tidak stabil karena masa yang akan datang lebih berat. Apalagi ada peperangan Rusia dan Ukraina mampu memberikan gejolak ekonomi sosial yang tinggi,” kata Hafidz, Jumat (29/10/2022).
Bupati Rembang mengungkapkan berdasarkan laporan PBB menyebutkan angka kematian di semua belahan negara karena kelaparan sangat tinggi. Hampir setiap hari menemukan kasus orang yang mati kelaparan sebanyak 15.000 jiwa.
Masalah krusial di dunia ini sampai saat ini belum ada para pengamat dan para ahli yang dapat memprediksi kondisi tersebut.
“Karena dunia krisis energi dan pangan sehingga di PBB yang menunjukkan setiap hari orang yang mati kelaparan 15.000 setiap hari dan tidak ada satu pun para pengamat atau para ahli yang bisa memprediksi dunia. mau di bawa kemana tidak ada yang bisa,” ungkap Hafidz.
Oleh karena itu, Bupati Rembang meminta kepada masyarakat supaya waspada dengan ketimpangan keadaan sosial, ekonomi saat ini.
Menurutnya, keadaan tahun ini sulit, apalagi tahun depan akan lebih sulit sehingga masyarakat perlu hati-hati.
“Tahun ini memang berat, tahun yang akan datang lebih berat lagi. Maka harus hati-hati,” tandasnya. (*)