Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Lebih dari 12 tahun Ratna Septi Anggrahenie owner dari Na Gallery Art Pati, telah berkecimpung di dalam dunia kesenian untuk menopang kehidupan keluarga.
Berbagai seni kerajinan telah dilahirkan dari tangannya tersebut, seperti kerajinan dari batok kelapa, daur ulang sampah, dan sebagainya.
Dalam perjalanannya, wanita yang lebih akrab dipanggil Mbak Na itu pernah mengalami benar-benar pada fase titik terendah di dalam kehidupannya, karena diterpa masa pandemi Covid-19.
Dengan kondisi serba pembatasan dan peraturan yang tidak menguntungkan pekerja seni, semua souvenir hasil kerajinan batok kelapa untuk pernikahan yang dibuatnya, dirinya tidak mendapatkan pesanan selama kurang lebih 2 tahun.
“Benar mas masa itu dimana kami sekeluarga mengalami fase dimana kita di titik terendah, tidak ada penghasilan, sedangkan hidup kita semua dari sana. Tapi alhamdulilah saya terus yakin dan tetap berjuang,” ucap Mbak Na, Sabtu, (12/11/2022).
Ia mengaku, selama 2 tahun itu, dirinya bersama almarhum suaminya terus membuat karya seni, yang nantinya akan dijadikan pameran tunggal. Bahkan sang almarhum suami juga membuat berbagai lukisan mural dengan menggunakan biji-bijian dari pegunungan Muria.
“Insya Allah mas nanti tanggal 19 November 2022 pameran itu akan kami gelar di workshop saya ini, saya ingin menuntaskan misi dengan almarhum suami saya,” jelasnya.
Dirinya juga berterima kasih kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, karena sampai sekarang masih memperhatikan terkait pemasaran para pelaku IKM yang ada di bawah binaan Disdagperin.
Dirinya berharap, dengan terus diperhatikannya para pelaku usaha ini, IKM akan terus bangkit untuk kembali meraih apa yang diinginkan, ataupun hal yang sempat tertunda karena masa pandemi kemarin.
“Terimakasih untuk perhatiannya Disdagperin, semoga hasil kerajinan kami pemasarannya ke depan nanti semakin maju dan semakin mudah,” pungkasnya. (Adv)