Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kasus Tuberculosis (TBC) Resisten Obat (RO) di Kabupaten Pati masih tinggi. Hingga bulan November 2022 ini, setidaknya terdapat 19 kasus.
Adapun TBC RO adalah infeksi Tuberkulosis yang menyerang tubuh disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang kebal obat. Hal itu terjadi karena pengobatan yang tidak benar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia menjelaskan, kasus TBC di Pati sebenarnya masih banyak yang belum ditemukan. Saat ini baru sebanyak 65 persen dari target temuan yang mereka lakukan.
“Kita akan terus berusaha melibatkan semua sektor untuk menemukan kasus dan mengobati sampai sembuh. Penyakit ini bisa disembuhkan. Sudah ada obatnya, memang harus sabar, karena waktu pengobatannya bisa mencapai enam bulan,” kata dia.
Ia menambahkan, obat untuk TBC bisa didapatkan secara gratis di puskesmas dan fasilitas kesehatan lain seperti RSUD.
Adapun data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pati menunjukkan, pada tahun 2019 dari 973 suspek terkonfirmasi 29 kasus positif TBC RO. Sementara pada tahun 2020, dari 470 suspek terkonfirmasi 18 kasus.
Kemudian pada tahun 2021, dari 360 suspek terkonfirmasi 26. Selanjutnya pada tahun 2022 sampai bulan September, dari 315 suspek terkonfirmasi 15 kasus positif, dan ada perkembangan data terkini, yakni sampai November sudah ada 19 kasus.
Menanggapi kasus Tuberculosis (TBC) Resisten Obat (RO) di Kabupaten Pati masih tinggi, salah satu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati turut menyoroti.
Muntamah mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk membuat kebijakan khusus dalam menangani dan menanggulangi kasus tersebut. Sebab, penyakit TBC bisa menular ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
“Perlu ada kebijakan khusus dari Pemkab Pati untuk menanggulangi kasus TBC. Tidak hanya pemerintah saja, kami berharap semua elemen juga ikut andil dalam menanggulangi kasus tersebut,” paparnya. (adv)

Wartawan palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com