Malang Nasib Promotor Kesehatan, Kontrak Tidak Diperpanjang Hingga Sulit Lolos PPPK

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Sungguh malang nasib tenaga Promotor Kesehatan Non ASN di Kabupaten Pati. Selain masa kontrak tidak diperpanjang, kontrak dan jatah PPPK tenaga medis tahun ini tidak optimal.

Habis kontrak di tanggal (31/12), membuat puluhan eks promotor kesehatan kecamatan menganggur mulai tahun ini.

Yuma Anugrah, perwakilan forum promotor kesehatan Kabupaten Pati mengatakan dalam seleksi PPPK Nakes di Pati beberapa waktu lalu formasinya tidak memadai.

Hal ini disampaikan dalam audiensi antara Promotor Kesehatan dengan dengan anggota DPRD Pati, Dinas Kesehatan dan BKPP Kabupaten Pati yang digelar pada hari ini, Kamis (5/1/2023).

Dalam audiensi tersebut, Promotor kesehatan juga menanyakan nasib dan peluangnya di PPPK selanjutnya.

“Promotor kesehatan kecamatan sendiri ada 60 puluhan. Setelah dikurangi yang PPPK masih 52,” ujar Yuma kepada Mktrapost.com.

Yuma juga menjelaskan, berbeda dengan rekrutmen PPPK Guru, meski para promotor telah mengabdi lebih dari 5 tahun, Kemenkes tidak memberikan afirmasi kinerja kepada para honorer.

Dalam forum tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Aviani Tritanti Venusia menjelaskan kondisi yang terjadi kepada para tenaga promotor kesehatan.

Ia mengakui bahwa formasi yang tersedia untuk pegawai PPPK Kabupaten Pati tahun ini sangat sedikit.

Hal ini berkaitan dengan kemampuan daerah untuk membiayai pegawai. Pasalnya berbeda dengan ASN PNS yang dibiayai oleh Pemerintah pusat PPPK dibiayai Kabupaten Pati melalui APBD.

“Info penerimaan PPPK teman-teman yang masuk berjumlah 16 masuk,” ujar Aviani dalam forum.

Aviani juga mengaku belum mengetahui bagaimana solusi bagi para promotor pasca putus kontrak.

“Kami bertanya dilebokke dadi tenaga apa semakin kita tidak bisa berbuat apa-apa.Kami belum menemukan formula  panjenengan dialihkan kemana,” ujar Aviani.

Dalam audiensi tersebut, juga turut hadir anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Rusyidi.

Ia menyarankan agar forum promotor kesehatan Kabupaten Pati membuat forum yang lebih besar, tingkat daerah maupun nasional bersama solusi memperjuangkan nasib menjadi ASN.

“Alat-alatnya lengkap, ada suratnya, sudah bekerja berapa tahun. Kumpulkan nanti kita bersama-sama bagaimana memperjuangkan nasibnya. Bergerak se-Indonesia supaya punya paguyuban. Jadi kalau di Pemda siapapun pak PJ pun itu kurang pas. Karena bukan wilayah kita,” ujar Rasyidi. (adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati