palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Ferdy Sambo, tersangka kasus pembunuhan Brigadir J mengungkapkan curahan hatinya melalui nota pembelaan atau pleidoinya.
Ia juga merasa difitnah atas tuduhan selingkuh hingga LGBT yang dilayangkan kepadanya.
“Sejak awal saya ditempatkan sebagai terperiksa dalam perkara ini, beragam tuduhan telah disebarluaskan di media dan masyarakat, seolah saya adalah penjahat terbesar sepanjang sejarah manusia. Saya telah dituduh secara sadis melakukan penyiksaan terhadap almarhum Yosua sejak dari Magelang, begitu juga tudingan sebagai bandar narkoba dan judi, melakukan perselingkuhan dan menikah siri dengan banyak perempuan, perselingkuhan istri saya dengan Kuat, melakukan LGBT, memiliki bunker yang penuh dengan uang, sampai dengan penempatan uang ratusan triliun dalam rekening atas nama Yosua,” ujar Sambo saat membacakan pleidoi di PN Jaksel, Selasa (24/1/2023).
Tudingan demi tudingan terus dilontarkan oleh oknum hingga memebuatnya nampak menyeramkan.
“Yang kesemuanya adalah tidak benar dan telah sengaja disebarkan untuk menggiring opini yang menyeramkan terhadap diri saya, sehingga hukuman paling berat harus dijatuhkan tanpa perlu mendengar dan mempertimbangkan penjelasan dari seorang terdakwa seperti saya,” katanya.
Sambo lantas menyinggung terkait beberapa video viral yang diperlihatkan pengacaranya. Dalam video tersebut banyak yang ingin Sambo dihukum mati.
Ia lantas mengkhawatirkan kondisi psikologis dari anak-anaknya atas berita yang digiring.
“Majelis Hakim Yang Mulia, dalam satu kesempatan di awal persidangan, bahkan Penasihat Hukum pernah menunjukkan sebuah video viral di masyarakat yang menggambarkan prosesi eksekusi mati terhadap diri saya sebagai terdakwa, padahal persidangan pun masih berjalan dan jauh dari putusan pengadilan. Nampaknya, berbagai prinsip hukum tersebut telah ditinggalkan dalam perkara di mana saya duduk sebagai terdakwa,” tutur Sambo.
“Tidak dapat saya bayangkan bagaimana saya dan keluarga dapat terus melanjutkan dan menjalani kehidupan sebagai seorang manusia, juga sebagai warga masyarakat, dengan berbagai tuduhan keji yang melekat sepanjang perjalanan hidup kami,” kata Sambo dengan suara bergetar.
“Harapan akan keadilan itu mengalir pada persidangan yang mulia ini, dan akan bermuara pada kebijaksanaan Majelis Hakim dalam putusannya. Putusan yang akan menentukan nasib perjalanan kehidupan saya, istri, anak-anak dan keluarga kami,” ucap Sambo. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com