Turunkan Kemiskinan Ekstrem, Pemprov Jateng Serap Tenaga Kerja dari Keluarga Miskin

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyerap tenaga kerja dari keluarga miskin, sebagai upaya untuk menurunkan kemiskinan ekstrem di Jateng.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga mengatakan bahwa pihaknya melakukan penyerapan tenaga kerja dari keluarga miskin dalam pekerjaan yang dilakukan Pemprov.

Salah satunya adalah dalam proyek Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Magelang.

“Misalnya, kita membuat masjid, di sekitar situ ada yang miskin ekstrem berapa, ada yang bisa kerja di sini, itu akan membantu. Sehingga program padat karya di desa, kabupaten dan provinsi akan bisa menurunkan tingkat kemiskinan dan itu sudah bisa berjalan,” ujarnya, seusai Rakor Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Desa Donorojo, Kecamatan Mertoyudan, Magelang, Selasa (31/1/2023).

Selain itu, ikhtiar pun dilakukan dengan menjembatani perusahaan dan pencari kerja dari keluarga miskin ekstrem.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng mengidentifikasi perusahaan-perusahaan di 17 wilayah yang terdapat kemiskinan ekstrem.

Di lain sisi, Kepala Disnakertrans Jateng Sakina Rosellasari menyampaikan, dari identifikasi yang dilakukan, hasilnya di setiap wilayah terdapat perusahaan yang membuka lowongan.

Selain itu, juga terdapat ribuan lowongan kerja yang disediakan. Seperti di wilayah Kabupaten Kebumen, terdapat 1.447 kesempatan bekerja. Sementara di Purworejo terdapat 235 lowongan pekerjaan.

“Kita mendapatkan data banyak kemudian, di setiap kabupaten ada lowongan kerja. Mulai padat karya, perusahaan rokok dan lain-lain. Di mana ada yang membutuhkan unskilled (tidak terampil) dan mana skilled (terampil),” ujarnya.

Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan personalia masing-masing perusahaan. Serta memberikan pelatihan bagi calon pekerja dari keluarga miskin.

“Yang membutuhkan unskilled bisa masuk langsung. Yang tergabung dalam padat karya, garmen, dan alas kaki, kami bekerja sama dengan Disperindag (untuk pelatihan). Ada juga Balai Latihan Kerja (BLK) kami dengan menggunakan Mobile Training Unit,” paparnya.

Sakina menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Bappeda Jawa Tengah untuk mendapatkan data. Adapun, keluarga miskin yang berpeluang mendapatkan pekerjaan adalah mereka yang berusia di antara 19-45 tahun. Selain usia produktif, jenis gender juga menjadi pertimbangan perkrutan.

“Yang usianya produktif dan jenis gender dipilah, kemudian kami sounding ke HRD perusahaan,” pungkas Sakina. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati