palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Munculnya lagi kasus gagal ginjal akut yang menyebabkan satu orang meninggal dunia, membuat kuasa hukum keluraga korban Awan Puryadi geram.
Ia bahkan menyebut pemerintah kini tak lagi lalai melainkan bebal. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat ada dua kasus gagal ginjal akut baru, dimana salah satunya meninggal dunia.
“Ini menandakan bahwa memang pemerintah ini yang kemarin itu lalai yang sekarang itu bebal. Kemarin lalai sekarang bebal,” kata Awan saat ditemui awak media di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) dilansir dari Kompas.
Ia menilai pemerintah tak meiliki Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) lantaran kasus gagal ginjal akut masih bertambah. Ia juga menyebut belum ada standar pengecekan obat yang tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
“Bebal itu kalau tidak mengakibatkan apa-apa ya enggak masalah, ini mengakibatkan korban nyawa lagi dan kalaupun ada yang survive, tidak meninggal pasti cacat lagi,” papar Awan.
Ia menyebut korban meninggal karena fasilitas kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak memiliki protokol yang bisa mengatasi keracunan EG dan DeG.
“Itu adalah bukti nyata ya,” tutur Awan.
Dengan adanya kasus baru itu, pihak PT Pharos Indonesia pun menarik obat bermerek Paroxion dari batch tertentu.
“Sebagai langkah kehati-hatian, PT Pharos Indonesia telah melakukan voluntary recall (penarikan produk secara sukarela) terhadap produk Praxion dari batch terkait sebagai tanggung jawab industri farmasi,” kata Director of Corporate Communication PT Pharos Indonesia, Ida Nurtika dalam siaran pers, Selasa (7/2/2023) dilansir dari Kompas. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com