Semarang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini berusaha memaksimalkan program zero stunting.
Dalam hal ini, Hasto Wardoyo selaku Kepala BKKBN Pusat mengatakan penanganan stunting di Kota Semarang telah membuahkan hasil positif.
Pemkot Semarang pun turut mendapatkan apresiasi. Hasto menilai Ibu Kota Jawa Tengah itu dapat menjadi rujukan pengendalian stunting di Indonesia.
Berdasar Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), tercatat penurunan angka stunting Kota Semarang berada di angka 10.9 persen.
Pelatihan terkait dengan Tim Pendampingan Keluarga (TPK) di Aula Kecamatan Gajahmungkur pun dilakukan. Diharapkan para kader dapat memberikan ilmu praktis untuk menasihati tetangga.
‘’Sumber ilmu kedokteran diterjemahkan dalam bahasa sehari-hari oleh instruktur sehingga kader TPK dapat mengedukasi, tetangga ingatkan tetangga,’’ urai Hasto.
Pihaknya juga bekerja sama dengan Kementrian Agama. Bahkan Pelibatan generasi muda khususnya usia SMA diharap mampu mengajak dan mengkomunikasikan keluarga berencana pada teman sebayanya.
Menanggapi apresiasi yang disampaikan Kepala BKKBN Pusat, wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menuturkan treatment yang dilakukan pihaknya dalam mengatasi persoalan stunting di ibu kota Provinsi Jawa Tengah.
‘’Kenapa angkanya cepat turun? Karena kita di setiap wilayah punya treatment masing-masing,’’ ungkap Mbak Ita, sapaan akrab Wali kota.
Menurutnya, kasus stunting tidak melulu dikarenakan permasalahan gizi melainkan juga pola asuh.
Kader TPK diharapkan dapat mengedukasi persiapan menu sehat di rumah sendiri agar para anak tercukupi kesehatan dan gizinya.
‘’Sejak ibu hamil, suplemen dan gizinya harus terpenuhi di mana makanan sehat tidak harus mahal, bisa mengkonsumsi daun kelor, lelé dan lainnya,’’ kata wali kota perempuan pertama di Kota Semarang.
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com