Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Ratusan kasus penyakit cacar sapi (Lumpy Skin Disease/LSD) telah tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Di Kabupaten Rembang sendiri, sudah ada 7 ekor sapi yang mati karena terserang penyakit LSD. Data tersebut didapat dari catatan Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang. Namun, kasus kematian sapi diperkirakan lebih dari jumlah tersebut.
Berdasarkan informasi, sudah ada 15 ekor yang mati di Desa Ngulahan Kecamatan Sedan, Rembang. Kebanyakan sapi yang mati merupakan anakan atau pedet.
Menanggapi serangan penyakit cacar sapi tersebut, Kepala Dintanpan Rembang, Agus Iwan Haswanto memberikan langkah pengendalian LSD. Salah satunya dengan melakukan karantina pada hewan ternak atau biosekuriti.
Biosekuriti sendiri merupakan pemisahan hewan yang terinfeksi dengan hewan ternak lainnya untuk meminimalisir penularan. Tidak hanya pada hewan ternak, interaksi orang dengan hewan yang terserang cacar sapi juga perlu dibatasi.
“Kami juga melakukan pemahanan kepada masyarakat mengenai LSD. Kami juga minta ternak yang sakit dilarang dilalulintaskan,” ujarnya.
Selain itu, dia juga menyarankan adanya penyemprotan cairan disinfektan dan pengasapan di area sekitar kandang sapi, serta mengoptimalkan sanitasi dan vaksinasi.
“Langkah vaksinasi juga terus diopetimalkan,” imbuh Iwan.
Sementara itu, berdasarkan informasi warga Desa Ngulahan. Ada langkah tertentu yang biasa dilakukan untuk menangulangi LSD, antara lain memandikan sapi dengan air hangat, pengobatan luka pada sapi secara tradisional, yaitu dengan menggunakan daun binahong dan vaksinasi.
Namun, ada pula hewan ternak yang dilakukan vaksin namun ternyata masih tetap terkena LSD. (adv)