palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kisah kedurhakaan ayah kepada anaknya terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA. Kisah tersebut diceritakan oleh Ali bin Nayif Asy Syahuud dalam Mausu’atud difa’an Rasulullah.
Kejadian bermula ketika seorang ayah mengadu kepada Umar soal kedurhakaan dan kenakalan anaknya.
Anaknya disebut selalu berbicara kasar, membentak, dan melakukan perbuatan yang menurut ayahnya tidak layak untuk dilakukan kepada orang tuanya.
Umar lantas memanggil sang anak untuk menghadap agar mendengarkan pengakuan langsung darinya.
“Anak muda, apakah kamu tidak tahu kalau Allah memerintahkan anak berbakti kepada orang tuanya?” kata Umar yang diterjemahkan Majalah Ar Risalah Edisi 233.
Anak tersebut pun menjawab “Wahai Amirul Mukminin, jangan buru-buru menilaiku buruk. Aku akan jelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Bukankah orang tua juga memiliki kewajiban terhadap anaknya?”
Umar menjawab, “Ya, tentu saja.”
Anak tersebut bertanya “Lantas, apa itu kewajiban orang tua pada anaknya?”
Umar pun menjawab, “Memilihkan ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang bagus, dan mengajarkannya Al-Qur’an.”
Sang anak itu lantas menjelaskan “Wahai Amirul Mukminin, sungguh tak ada satupun dari tiga itu yang dilakukan oleh ayah. Ibuku adalah wanita haram keturunan Majusi. Ia menamaiku dengan Ji’lan yang bermakna kumbang.”
“Dan ia tidak pernah mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur’an,” tambah dia.
Umar lantas menganggap kasus tersebut kedurhakaan yang dilakukan ayah terlebih dahulu kepada anaknya.
Umar berkata, “Kamu mengadu perihal anakmu yang durhaka, ternyata kamu sendiri telah durhaka kepada anakmu sebelum anakmu durhaka kepadamu. Dan kamu telah memperlakukan buruk kepada anakmu sebelum anakmu memperlakukanmu dengan buruk.”
Rasulullah SAW pernah bersabda dalam haditsnya,
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
Artinya: “Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dan kedua orang tuanyalah yang kemudian menjadikannya Nasrani, Yahudi, atau Majusi.” (HR Bukhari).
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com