palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Saat tiba-tiba listrik padam dan ruangan seketika menjadi gelap gulita, anda mungkin berteriak karena ketakutan atau kesal yang menyebabkan aktivitas terganggu. Kendati demikian, Rasulullah selalu mengajarkan pada umatnya untuk selalu bersabar dan menghadapi setiap permasalahan dengan tenang, salah satunya saat mati lampu.
Dilansir dari Nu Online, Kitab Tafsir Jalalain dari Syekh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli menjelaskan saat Rasulullah sedang berdua dengan istrinya Sayyidah Aisyah ra di suatu malam yang syahdu, tiba-tiba penerangan rumah padam seketika, sehingga rumah menjadi gelap gulita.
Saat hal itu terjadi, Rasulullah tetap tenang dan berucap;
إِنَّا للهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn
Artinya: “Sesungguhnya kita semua adalah kepunyaan Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita semua kembali.”
Sebagian umat muslim mungkin memperkirakan bahwa bacaan tarji’ (innalillahi) merupakan kalimat yang hanya diucapkan saat mendengar dan mengetahui musibah, seperti seorang muslim yang meninggal atau adanya bencana.
Namun ternyata, Rasulullah memiliki pandangan lain dalam memaknai sebuah musibah. Nabi menganggap segala sesuatu yang menyusahkan orang mukmin, maka hal itu bisa disebut musibah.
“Segala sesuatu yang menyusahkan seorang mukmin maka itu adalah musibah.”
Dengan menyebutkan kalimat tarji’ saat mendengar musibah terjadi, artinya seseorang akan selalu melibatkan Allah dalam segala sisi kehidupan dan perkara, meski hanya berupa suatu hal sederhana. Selalu mengingat Allah setiap waktu memberikan perasaan positif dan ketenangan dalam hidup, meski kita mengalami kesulitan sekali pun.
Selain itu, selalu mengingat Allah dapat membuat kita sadar bahwa setiap peristiwa yang terjadi merupakan kehendak dan kuasa Allah, sehingga mencegah kita dari perilaku sombong saat sedang dalam keadaan senang dan berkecukupan.