Surabaya, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Acara Night at The Museum yang termasuk dalam rangkaian Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730 banyak diminati masyarakat.
Acara ini digelar di Museum 10 November dan Tugu Pahlawan pada 13-14 Mei 2023.
Event yang baru digelar ini menyajikan Museum 10 November beserta Tugu Pahlawan yang dikonsep ala tempo dulu. Bahkan, dalam acara itu juga ada pertunjukan musik, drama teatrikal pertempuran, serta nonton bareng (nobar) film dokumenter Soera Ing Baja.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan bahwa event ini bertujuan untuk mengenalkan museum di malam hari dan sensasi baru menikmati malam di Tugu Pahlawan Surabaya.
“Jadi, kita ingin memberikan alternatif hiburan baru bagi masyarakat saat berada di museum 10 November pada saat malam hari dan ketika berada di area Tugu Pahlawan,” kata Wiwiek, Minggu (14/5/2023).
“Event ini semakin lengkap menampilkan tempo dulu dengan adanya drama teatrikal pertempuran di Surabaya beserta nonton bareng (nobar) film dokumenter Soera Ing Baja,” katanya.
Dengan konsep yang dijunjung pada tahun ini, ternyata banyak diminati oleh warga Kota Surabaya, terutama di kalangan remaja.
“Ternyata dengan konsep yang fresh ini, dengan konsep tempo dulu ini banyak diminati oleh warga Surabaya, terutama para remaja. Ini saya lihat banyak sekali anak remajanya yang datang, berarti mereka ini ingin tahu masa lalu dan ingin merasakan makanan tempo dulu,” tegasnya.
Di lain sisi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum dan Gedung Seni Balai Budaya Kota Surabaya, Saidatul Ma’munah mengatakan para pengunjung yang ingin menikmati event ini bisa membeli tiket secara online melalui tiketwisata.surabaya.go.id atau secara on the spot.
Harga tiket pengunjung untuk warga yang ingin masuk ke Museum 10 Nopember sebesar Rp8.000 dan untuk masuk area Monumen Tugu Pahlawan sebesar Rp5.000.
“Untuk acara The Night at The Museum dibuka mulai pukul 16.00-21.00 WIB. Dalam acara ini, pengunjung bisa menikmati koleksi museum pada malam hari, para wisatawan juga disuguhkan pertunjukan musik, drama teatrikal pertempuran, serta nonton bareng (nobar) film dokumenter Soera Ing Baja,” kata Saida.
Ia melanjutkan bahwa konsep drama teatrikal dibuat lebih interaktif dengan pengunjung. Kemudian terdapat dekorasi lampu yang mendukung suasana di sekitar lokasi kegiatan.
“Konsep lesehan bagi para pengunjung dengan menggunakan karpet/tikar, dan bangku kayu/dingklik,” ujarnya.
Saida juga menambahkan bahwa upaya ini sebagai wujud untuk mengenalkan warisan budaya bangsa kepada masyarakat.
“Tentunya ini untuk mengenalkan dan melestarikan aneka makanan dan minuman tradisional juga kepada masyarakat sebagai warisan budaya bangsa,” pungkasnya. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com