Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati mendorong para petani bisa menciptakan garam dengan kualitas baik. Sehingga, produk yang dihasilkan dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Pati, Sutarto Oen Thersa. Ia mengatakan, petani garam di Pati tidak hanya fokus di produksi saja. Namun, juga bisa mengolah garam agar nilainya tinggi.
“Kalau petani hanya berkutat di produksi, tentu tidak akan ada perubahan. Seharusnya produksi, lalu bisa menjual menjadi olahan sendiri. Artinya, garam harus diolah dahulu. Mungkin kalau dengan washing plant bisa dibuat garam halus, dikemas, kemudian di situ nilai tambahnya akan menjadi lebih tinggi,” ucapnya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini berharap para petani memproduksi garam yang berkualitas. Yang mana, mereka tidak hanya menjual produk dalam bentuk bahan baku saja, melainkan dikembangkan menjadi garam halus.
“Jadi saat ini ada program pemerintah yang baru dikembangkan, salah satunya washing plant. Atau mengolah menjadi garam halus, dikemas, kemudian di pasarkan,” jelasnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, pada tahun 2021 produksi garam di pati sebanyak 98.212 ton. Sedangkan tahun 2022 mengalami penurunan, hanya 55.662 ton.
Untuk diketahui, sampai saat ini luas lahan tambak garam di Kabupaten Pati mecapai 2.901,62 hektare. Dari luasan lahan tersebut, setidaknya ada empat kecamatan dengan 21 desa di Pati yang masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani garam.
Dari empat kecamatan tersebut, yakni tersebar di Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa dan Kecamatan Trangkil. (adv)

Wartawan palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com