palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Obat sirup beracun disebut World Health Organization (WHO) masih menjadi ancaman global.
“Ini adalah risiko yang berkelanjutan,” ujar Rutendo Kuwana selaku ketua tim khusus WHO yang menangani kasus obat substandar dan palsu dilansir dari CNN Indonesia.
Pihaknya pun telah bekerja sama dengan enam negara untuk melacak peredaran obat berbahaya tersebut. Dan penyelidikan masih dilanjutkan hingga kini.
Sebelumnya, laporan PBB mengatakan ada sembilan negara yang diduga menjual sirup yang tercemar racun. Laporan itu diterbitkan setelah ada 300 bayi dari tiga benua yang meninggal dunia akibat obat tersebut.
Lebih lanjut, ia juga memperkirakan jika dalam beberapa tahun ke depan, obat yang terkontaminasi zat berbahaya masih bisa ditemukan.
Ia juga mengungkapkan bahwa tak jarang ada pihak yang sengaja mengganti bahan asli sirup dengan bahan alternatif lain beracun. Hal itu dilakukan dengan alasan harga yang lebih murah.
Mirisnya, bahan alternatif yang dipakai tersebut adalah yang sering digunakan untuk minyak rem atau produk lain yang ditujukan bukan untuk dikonsumsi.
WHO menduga bahan berbahaya itu tampaknya mulai digunakan saat harga propilen glikol naik di tahun 2021 lalu. Namun, hal itu belum bisa dibuktikan karena alur pasokan yang tidak jelas.
Selain itu, produsen obat-obatan dan beberapa perusahaan yang diduga memproduksi obat batuk beracun umumnya mengambil bahan baku dari pemasok internal. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com