Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Terdapat 8 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kabupaten Pati yang ikut dalam kegiatan Gerakan Pasar Murah (GPM) yang digelar di Halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Pati (26/6/2023), tiga diantaranya yakni yang pernah dikabarkan mangkrak.
Berdasarkan pertanyaan itu telah dibuktikan bahwa pemberitaan tersebut tidak benar adanya, hal ini dinilai lantaran tiga Gapoktan tersebut masih ikut serta dalam kegiatan GPM.
Sebagaimana disampaikan oleh Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Alfianingsih Firmanwigati kepada Media palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com saat ditemui di kegiatan GPM tadi pagi.
“Yang diberitakan kita korupsi itu lo, yang pernah diberitakan mangkrak dan macam-macam lain-lain, nah ini tiga dari delapan Gapoktan ini ikut dalam kegiatan GPM. Nah artinya di pemberitaan bahwa LPM itu mangkrak itu tidak benar, karena mereka ini produksi,” jelasnya pada Media palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com (26/6/2023).
Tak hanya itu, Fifin sapaan akrabnya, juga menuturkan bahwa kualitas beras tiga Gapoktan tersebut sangat bagus, hanya presentase pecahan dan faktor cuaca yang tidak menentu saja yang membedakan.
“Dan kualitasnya bisa dilihat sendiri ini bagus, dan meskipun masuk medium level medium tapi kualitasnya medium plus setara dengan premium. Cuma bedanya hanya dipecahannya yang agak banyak,” tuturnya.
“Nah bedanya beras medium sama premium itu hanya di presentase pecahan. Kalau ini kan yang medium pecahan banyak karena faktor cuaca yang tidak menentu, jadi kekeringan gabahnya tidak maksimal dan saat diselep pecah,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa beras Gapoktan milik masyarakat Kecamatan Wedarijaksa sudah bergabung dengan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) sehingga ditemplate bungkus beras mereka memakai Plat-K.
Perlu diketahui, tiga Gapoktan di Pati yang ikut serta dalam kegiatan GMP yakni dari Kecamatan Wedarijaksa, Kecamatan Juwana, dan Kecamatan Jaken.
Sementara itu, pihaknya juga menyinggung terkait beras analog. Yang di mana, beras tersebut terbuat dari singkong dan jagung.
“Kemudian itu ada beras analog yang terbuat dari singkong dan jagung dibuat seperti beras,” tambahnya.
“Dan kita kan ada cara alternatif dari beras ke bahan pangan yang lain dan ini salah satunya. Olahan pangannya yang sudah diolah di dalem, nanti kita kalau udah dari luar diolah di dalem,” tutupnya. (*)