Kementerian Kelautan dan Perikanan Akan Lakukan Hilirisasi Rumput Laut

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana melakukan hilirisasi rumput laut. Proyek percontohan pun akan dilakukan di lima wilayah diantaranya Wakatobi, Maluku Tenggara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Buleleng, dan Rote Ndao.

Hal itu dilakukan mengingat selama ini budidaya rumput laut masih dilakukan dengan cara tradisional kemudian langsung diekspor tanpa ada pengolahan lebih dulu.

“Fokus kami dalam hilirisasi rumput laut di kelima wilayah ini sekarang (dan) sebisa mungkin serentak,” ungkap Menteri Kelautan dan Perikananan Sakti Wahyu Trenggono dilansir dari CNBC Indonesia.

Ia pun berharap dengan adanya hilirisasi rumput laut akan memberikan nilai tambah bagi Indonesia. Selain itu, rumput laut juga diharapkan menjadi salah satu komoditas unggulan di dunia.

Indonesia sendiri memiliki jenis rumput laut dengan produksi terbesar kedua di dunia yaitu Cottoni dan Gracilaria. Sedangkan jenis lainnya masih bisa dikembangkan.

“Ada lima jenis rumput laut yang bisa dikembangkan dan seluruhnya itu memiliki nilai ekonomi yang besar, bisa untuk farmasi, makanan, pupuk, dan pakan ikan, menggantikan tepung ikan, hingga produk-produk pengganti plastik. Jadi turunannya banyak,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP TB Haeru Rahayu menilai jika persoalan rumput laut memang terletak pada sektor hilirnya.

“Rumput laut itu (kalau) persoalan teknis nya menurut saya, dan saya yakin betul itu sudah selesai. Persoalannya adalah di sektor hilirnya. Kenapa?” ucapnya.

“Biasanya kita menanam bibit rumput laut terus panen itu hanya basah doang, dikeringkan 25% sampai 30% kadar airnya, habis itu dijual, sudah,” lanjutnya.

Sedangkan masih ada banyak produk turunan rumput laut yang bisa dikembangkan misalnya dijadikan obat, kosmetik atau keperluan kecantikan, dan lain sebagainya.

“Kalau harga jual sekarang ini, tahun lalu (2022) dan tahun sebelumnya (2021) itu lumayan, sekilo bisa mencapai Rp25.000 – Rp30.000 per kg. Sekarang agak drop lagi saya dengar. Tapi kalau sudah bisa jadi bahan kosmetik dan lain sebagainya, ini nilainya bisa 4-5 kali lipatnya. Ini yang sedang kita challenge,” jelasnya. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati