Banyaknya Pekerja Migran Indonesia Dinilai Jadi Salah Satu Penyebab Kasus Stunting di Pati Tinggi

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Pati, Muhtar menyebut banyak faktor yang mempengaruhi tingginya kasus stunting di Kabupaten Pati. Hal itu meliputi faktor nutrisi, ekonomi sosial hingga pola asuh anak.

Menurutnya, kasus stunting ini dipengaruhi dari faktor aspek sosial mengenai pola hidup dan pola asuh anak. Ia menjelaskan, jika anak kekurangan perhatian maka akan berdampak pada pertumbuhannya.

“Lalu pola asuh ini juga disebabkan misalnya ibu atau bapaknya sedang tugas baik di dalam atau di luar daerah bahkan di luar negeri jadi TKI. Anak dititipkan ke saudaranya, sehingga kurang perhatian cukup. Itu bisa saja berdampak pada stunting karena kurangnya perhatian tidak cukup,” kata Muhtar kepada awak media belum lama ini.

Ia menambahkan, bahwa warga Pati banyak yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI), terutama warga yang sudah memiliki anak. Sehingga mengakibatkan anak itu kurang perhatian dari orang tua.

“Kalau data PMI belum punya, mungkin bisa konfirmasi ke dinas teknis Dinas Tenaga Kerja (Disnakertrans). ini kan faktor penyebab. Cuma berdasarkan pantauan kami Pati memang banyak PMI,” sambungnya.

Selain dari aspek sosial, penyebab balita stunting dari faktor nutrisi berkaitan dengan konsumsi gizi yang kurang memadai bagi tumbuh kembang si anak. Selain itu, dia menyatakan konsumsi makanan instan juga tidak bagus untuk balita.

Untuk diketahui, berdasarkan data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) per Februari 2023, ada sebanyak 4.185 balita di Pati yang terindikasi stunting. Jumlah tersebut dari total 72 ribu balita di Pati.

Kasus stunting terbanyak di Kecamatan Margorejo dengan jumlah 464 balita yang terindikasi stunting atau 14,07 persen dari total 3.296 balita. Kemudian disusul Kecamatan Dukuhseti dengan jumlah 355 balita yang terindikasi stunting atau 12,70 persen dari total sebanyak 2.796 balita. (*)