palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) berpedapat bahwa biaya pendidikan di kampusnya semakin mahal dan membuat banyak mahasiswa menjerit.
“Sejak dimulainya proses pembaruan ketentuan mengenai biaya pendidikan, belum ada satu pun permasalahan tentang biaya pendidikan di UI yang mampu terakomodasi dengan baik oleh pihak kampus,” kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Melki Sedek Huang.
Hal ini pun mendapatkan tanggapan Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI, Amelita Lusia.
Ia menjelaskan sistematika penetapan uang kuliah. Bahkan menurutnya, jika ada yang tidak sesuai dengan biaya tersebut, maka mahasiswa dapat mengajukan banding.
“Seperti juga pada tahun-tahun sebelumnya, di antara mereka ada yang menerima penetapan tarif yang diberikan UI. Ada yang setuju namun minta keringanan lewat cicilan, ada yang keberatan lalu minta diturunkan,” tutur Amelita.
“Kalau mereka minta keringanan, kami minta mereka memberikan data-data pendukung,” imbuh dia.
Ia lantas mengatakan survey juga dilakukan, terdapat data yang terinput mempunyai kendaraan mobil Pajero. Jadi UKT yang rendah pun tidak diterapkan.
“Kalau dari data (yang diinput) ternyata mobilnya Pajero, rumahnya di mana, masa kami kasih (tarif UKT) Rp 500 ribu,” ucapnya.
“Kalau dibilang, ‘oh itu mobil om saya’. Oh ya sudah, mungkin disertakan STNK mobil atas nama omnya, kami pasti turunkan ya. Itu terjadi kok di UI. Ada yang seperti itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pihak kampus tidak semena-mena menetapkan besaran UKT untuk mahasiswanya.
“Sebenarnya, kalau minta keringanan, ada kok yang zero (UKT-nya). Ada yang Rp 500 ribu, dari awal kami kasih Rp 500 ribu. Atau ada dia minta keringanan, kami kasih,” ujarnya.
“Cuma begini, kami menentukan itu berdasarkan apa, misal mengirimkan data-data,” sambungnya.
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com