palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Potensi ancaman gempa dan tsunami mengintai wilayah selatan Yogyakarta dan pulau Jawa secara umum. Hal itu mengacu pada sejarah gempa dan tsunami di kawasan tersebut yang disebabkan oleh zona subduksi aktif.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya wilayah selatan Yogyakarta tepatnya di Barat Daya Bantul diguncang gempa magnitudo 6,0 pada Jumat (30/6/2023) pukul 19.57 WIB. Gempa tersebut berada di kedalaman 67 km.
Pihak BMKG mengabarkan bahwa penyebab gempa adalah adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Gempa disebut memiliki pergerakan naik atau patahan naik.
Kejadian gempa ini disebut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, memperingatkan kondisi selatan Yogyakarta atau pulau Jawa yang diketahui bersubduksi aktif atau zona gempa bumi yang terjadi di sekitar pertemuan antar lempeng.
“Wilayah Yogyakarta ini merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks karena baik dari laut maupun darat terdapat sumber gempa potensial. Dari laut terdapat zona subduksi yang memiliki potensi magnitudo mencapai 8,7 dan di daratan terdapat Sesar Opak yang memiliki magnitude target mencapai 6,6,” jelasnya dilansir dari CNN Indonesia.
Sebagai informasi, Sesar Opak adalah patahan aktif yang membentang di tengah provinsi DIY. Dimana sesar ini bergerak aktif sehingga sering menyebabkan gempa.
Wilayah yang masuk jalur sesar tersebut diantaranya Kalidadap, Goa Cerme, Lenteng Satu, Kedungrejo, Kedung Tolok hingga Sungai Kaliurang.
“Gempa malam ini merupakan alarm, mengingatkan kita bahwa zona subduksi selatan Jawa memang masih aktif,” jelasnya.
“Dan, tidak hanya gempa bumi yang pernah terjadi. Kalau melihat catatan sejarah tsunami bahwa di selatan Jawa sudah terjadi tsunami sebanyak 8 kali,” lanjutnya.
Lebih lanjut, pihaknya pun mengingatkan potensi dan bahaya kemungkinan tsunami.
“Ini merupakan catatan penting terkait potensi dan bahaya kemungkinan tsunami di selatan Yogyakarta dan Jawa pada umumnya,” kata Daryono.
Pihak BMKG pun berupaya aktif melakukan edukasi salah satunya melalui sekolah lapang gempa agar masyarakat pesisir memiliki pengetahuan dalam menghadapi tsunami. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com