Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Beras analog atau produk beras inovasi berbahan dasar ketela dan jagung kini tersedia di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Produk tersebut diproduksi oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sido Makmur, Desa Guwo, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Teguh Wikan Widodo, Konsultan Gapoktan Sido Makmur menceritakan beras analog dicetuskan sejak akhir 2022 dan mulai dipasarkan awal tahun 2023.
Gapoktan ingin membuat bahan ketela dan jagung naik kelas, berinovasi menciptakan produk sumber karbohidrat yang lebih bernilai ekonomi selain padi.
Akhirnya dipilihkan inovasi beras analog yang sebelumnya dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) sejak tahun 2002.
“Orang sekarang kalau disuruh makan tiwul tanggapannya miskin. Ini terkait culture dulu kalau makan beras baru komplit. Saya mencoba bagaimana beras singkong dan jagung bisa menyerupai beras,” papar Teguh saat dihubungi Mitrapost.
Beras analog diproduksi mengikuti konsep Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Beras analog mempunyai banyak keunggulan, salah satunya adalah kandungan gizi yang lebih tinggi dari beras biasa. Beras analog diolah sedemikian rupa agar memiliki indeks glikemik rendah, berserat tinggi, dan kandungan gizi tinggi.
“Jadi orang tidak perlu sayur di situ sudah ada seratnya komplit. Ini bisa dikatakan superfoot karena bisa menyajikan banyak nutrisi dalam satu bahan, karena ada ekstrak kelor dan ekstrak bekatul,” terangnya.
Penyajian beras analog juga cukup praktis, tinggal disiram air panas layaknya mie instan.
“Memasaknya dibuat mudah agar menarik segmen milenial yang memiliki lifestyle yang praktis dan instan,” jelas Teguh
Beras analog inovasi Gapoktan Sido Makmur berbahan non padi, melainkan jagung, singkong, tapioka, dan sagu. Ditambahkan bahan superfood berupa kelor dan bekatul.
“Intinya dibuat fase tepung, diolah seperti adonan roti, nanti masuk fase cetak dengan mesin extruder. Dia nanti keluar seperti butiran beras,” imbuhnya.
Beras analog biasa dijual dengan harga Rp15-25 ribu-an tergantung pengaturan komposisi bahan. Dalam rangka pendekatan pasar substitusi pangan. Baru-baru ini Gapoktan Sido Makmur menggandeng Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pati.
Dalam jangka panjang Gapoktan berharap adanya lumbung beras analog di setiap kabupaten dan tersedia pasar nasional.
Sementara Dinas Ketahanan Pangan Pati mengapresiasi adanya inovasi bahan pangan sumber karbohidrat baru di Pati.
Tri Hariyama, Kepala Disketapang Pati melalui Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Alfianingsih Firmanwigati mengatakan dibutuhkan inovasi-inovasi produk berbahan dasar jagung dan ketela mengingat banyaknya sumber daya atau potensi dua komoditas pangan tersebut di Bumi Mina Tani.
“Dinas Ketahanan Pangan sangat mendukung usaha warga masyarakat yang mengolah beras analog. Sehingga selain meningkatkan keanekaragaman pangan, olahan beras analog ini juga dapat meningkatkan nilai ekonomi jagung dan singkong yang jumlahnya sangat melimpah di Kabupaten Pati, ” ucapnya. (Adv)
Wartawan Area Kabupaten Pati