Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Ancaman El Nino di Indonesia diprediksi akan terjadi mulai bulan depan. Fenomena ini akan mengancam ketersediaan air di sejumlah wilayah.
Martinus Budi Prasetya, Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, mengatakan bulan Agustus-September menjadi puncak musim kemarau untuk Jawa Tengah.
Ia mengimbau kepada masyarakat Bumi mina Tani untuk memastikan ketersediaan air selama dua bulan tersebut. Khususnya untuk para petani disarankan untuk menanam komoditas pangan yang tahan cuaca kering seperti kacang-kacangan.
Martinus mengaku hingga kini pihaknya masih memantau perkembangan cuaca terbaru dari BMKG. BPBD Pati setiap hari mendapatkan prediksi cuaca, namun ia menyebut BMKG tidak secara eksplisit menyebut puncak El Nino.
“Kami mendapatkan prakiraan cuaca Jawa Tengah setiap hari. Kalau ramalan BMKG tetap mas, puncak musim kemarau nanti di bulan Juli, Agustus, September. Dimungkinkan ada bencana hidrometeorologi kekeringan. Tapi tidak secara eksplisit menyebut El-Nino,” ujar Martinus saat dihubungi Mitrapost.
Sementara dilansir dari laman resmi BMKG nasional, El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.
Pemanasan SML meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya, termasuk di Indonesia.
Fenomena El Nino di Jateng diprediksi akan berintensitas lemah hingga moderat dan mempengaruhi ketahanan pangan. Efek El Nino berdampak pada ketersediaan air serta produktivitas pangan.
Sebelumnya BPBD Pati telah memetakan wilayah rawan bencana kekeringan untuk mengantisipasi adanya krisis air dan kebakaran saat musim kemarau.
Adapun kecamatan-kecamatan yang masuk dalam wilayah potensi terdampak kekeringan diantaranya Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Jakenan, Pucakwangi dan Jaken. Sementara Pati bagian timur yang akan terdampak adalah di Kecamatan Batangan. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati