palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Perempuan pasti mengalami suatu siklus bulanan yang disebut dengan haid atau menstruasi. Saat menstruasi, perempuan akan mengeluarkan darah secara alami dari organ reproduksi atau vagina. Biasanya, darah tersebut ditampung pada pembalut, sebelum dibersihkan.
Oleh sebab itu, menjaga kebersihan pembalut dan area miss V sangat penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri akibat area yang lembab dan kotor selama berjam-jam. Beberapa mikroba seperti Candida albicans, Staphylococcus aureus, E. coli, dan Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh dengan mudah di area lembab tersebut. Bakteri-bakteri tersebut dapat memicu infeksi jika pembalut jarang diganti.
Dampak buruk kesehatan dapat terjadi jika jarang mengganti pembalut, seperti infeksi kemih, toxic shock syndrome, hingga ruam pada vagina. Toxic shock syndrome disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Streptococcus grup A. Bakteri ini biasa ditemukan di vagina dan dapat berkembang biak dengan cepat jika Anda tidak segera mengganti pembalut.
Dilansir dari Halodoc, toxic shock syndrome memiliki gejala demam dengan atau tanpa menggigil, tekanan darah rendah, rasa pusing, perubahan kulit seperti terbakar sinar matahari, atau kemerahan pada jaringan di dalam mulut, mata, atau vagina, muntah, diare, dan nyeri otot.
Selain itu, pembalut yang diproduksi dari bahan-bahan tertentu memicu rasa gatal dan ruam pada area miss V jika dipakai terlalu lama.
Waktu ideal untuk mengganti pembalut adalah setiap 4 jam sekali. Namun, waktu yang lebih pendek lebih dianjurkan bagi perempuan yang mengeluarkan darah haid cukup banyak. Lebih baik pembalut segera diganti saat Anda sudah merasa tidak nyaman. Jangan sampai terlalu penuh dan terlalu lama hingga mengeluarkan aroma tidak sedap.
Selain mencegah masalah kesehatan pada miss V, sering mengganti pembalut juga membantu Anda menjaga kesehatan reproduksi. Infeksi saluran reproduksi dapat menyerang lapisan mukosa saluran reproduksi, sehingga menyebabkan kerusakan serius pada dinding rahim, ovarium, dan saluran tuba. Gejala awal dari infeksi saluran reproduksi parah dapat ditandai dengan vaginitis dan keputihan yang abnormal. Selain itu, sanitasi darah menstruasi yang tidak higienis dapat menyebarkan virus Human Papilloma, penyebab kanker serviks. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com