Percepat Penurunan Angka Stunting, Fatayat Jateng Gelar Orientasi PMBA

Semarang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dalam rangka mempercepat penurunan angka stunting, PW Fatayat NU Jawa Tengah menyelenggarakan Orientasi PMBA untuk Kader Fatayat NU se-Jateng pada Sabtu-Minggu, 22-23 Juli 2023 di Hotel Metro Park View Semarang.

Ketua PW Fatayat NU Jawa Tengah Hj Tazkiyyatul Muthmainnah atau yang biasa disapa Iin dalam sambutannya mengatakan masalah stunting yang multidimensional memerlukan upaya lintas sektor dan melibatkan seluruh stakeholder secara terintegrasi.

Kader Fatayat diminta untuk tidak hanya fokus pada kegiatan-kegiatan ibadah, tetapi juga harus peka terhadap persoalan lainnya seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak, juga stunting.

“Agama kita mengajarkan agar kita jangan meninggalkan generasi yang lemah, baik itu lemah ilmu, ekonomi, serta fisik. Artinya kalo kita meninggalkan generasi stunting, itu berarti kita tidak melaksanakan ajaran agama. Nah materi-materi seperti ini bisa diselipkan di pengajian-pengajian yang dilakukan di masyarakat” ujar Iin.

Pihaknya pada bulan lalu juga telah melaunching program Sambung Simbok Sambang Bocah (S3B) yang dalam filosofi Jawa memiliki makna menyambung dengan pemilik rahim yang melindungi, menumbuhkan, merawat dan mencintai sepenuh jiwa (Ibu). Dan sambang bocah berarti menjenguk atau berkunjung kepada anak.

“S3B kami maksudkan untuk merespon isu stunting dengan cara menyambung, mengunjungi ibu hamil, kita ingatkan untuk konsumsi Tablet Tambah Darah, mengikuti kelas ibu hamil, dan mengunjungi bayi di bawah dua tahun melalui edukasi PMBA bergizi, rutin posyandu, CTPS dan sanitasi yang sehat,” jelas Iin.

“Hari ini sahabat-sahabat dilatih PMBA, untuk selanjutnya diterjunkan ke 37 cabang di 35 Kabupaten/Kota di Jateng, yang akan menjangkau 3.700 kader, 60.000 bumil dan baduta, serta 900.000 masyarakat umum,” imbuhnya.

Iin menambahkan, PW Fatayat NU Jateng memiliki struktur sampai ke tingkat desa, bahkan dusun. Diantaranya memiliki 37 Pimpinan Cabang (kabupaten/kota), 500 lebih Pimpinan Anak Cabang (kecamatan), 6.530 Pimpinan Ranting (desa/dusun).

Oleh karena itu, ia berharap para peserta nantinya dapat melatih kader di wilayah masing-masing, dan melakukan pendampingan kepada ibu hamil dan baduta.

Acara tersebut juga dihadiri Perwakilan Unicef Indonesia Sri Wahyuni Sukotjo dan Karina Widowati.

Karina Widowati menyampaikan bahwa stunting di Jateng masih cukup tinggi. Hal yang menjadi fokusnya adalah memastikan anak-anak tumbuh sehat sebagaimana mandat Unicef. Selain itu hak-hak anak terpenuhi, termasuk hak hidup sehat berkembang potensinya secara maksimal.

Menurutnya hal itu dimulai dengan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang benar.

“Kalau gizinya seimbang, sesuai kuantitasnya, sebetulnya cukup, tetapi yang terjadi di masyarakat yang penting anak makan, yang penting anak kenyang, isi piringnya mengikuti kemauan anak, apalagi zaman modern ini banyak iklan mengatasnamakan anak” jelasnya.

Menurutnya, perilaku PMBA masyarakat termasuk pemberian makan anak saat masih dalam kandungan penting diperhatikan. Perilaku PMBA yang salah, jelasnya, menyebabkan resiko stunting tinggi.

Kegiatan optimalisasi peran kader PMBA sendiri merupakan bagian dari program Tanoto Foundation dan UNICEF yang fokus pada upaya penguatan kapasitas organisasi non pemerintah dan mendorong peran kontribusi dalam pencegahan stunting.

Tanoto Foundation, merupakan organisasi filantropi independen di bidang pendidikan. Didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam upaya percepatan penurunan stunting. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati