Dua Pemuda Juwana Terjun ke Dunia Musik Genre Noise

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dua pemuda yang berasal dari Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati berkolaborasi untuk terjun ke dunia genre musik noise.

Yang mana, kedua pemuda tersebut bernama Alfaya Chen sebagai harsh noise dan Acid Destruction atau Agus Brengos sebagai ambient drone noise.

Pasalnya, genre musik noise tidak seperti musik lainnya yang memiliki pola nada tertentu. Akan tetapi, musik noise ini dapat dikenali dengan mudah lantaran komposisinya yang tidak beraturan dan sudah pasti sangat bising.

Agus Brengos sebagai salah satu pemuda yang berkolaborasi berperan membawakan puisi. Ia mengatakan bahwa pertama kali terjun ke dunia musik noise karena spontanitas dan suka kebisingan.

Lebih lanjut, dalam menampilkan itu ia harus tampil dengan rasa emosi sehingga jiwanya bisa terluapkan dan bisa terlihat secara nyata. Terlebih ada tambahan suara yang menggema dan suara yang gak jelas atau bising.

“Awal-awal terjun ke dunia noise itu spontanitas sih dan suka kebisingan utamanya, saat mau manggung tidak terkonsep, yaudah opo anane gitu asal tampil saja. Kalau mendengarkan lebih tenang buat diriku sendiri, kalau temen-temen sendiri mendengarkannya serasa risih tetapi kalau aku sendiri malah tenang,” kata Agus kepada media palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Selasa (1/8/2023).

“Delalahnya pas mau tampil emosiku yang saya lihat terluapkan, terjun kesitu, temanku mainkan noise terus aku membawakan puisi cuman ya dengan konsep tambahan suara yang menggema dan suara yang gak jelas juga atau harus bising gitu,” tambahnya.

Dituturkan Agus, lebih suka suasana bising dari pada damai atau tenang. Hal ini akan dijadikan eksplor untuk ke dunia noise dan bukan berarti menolak musik normal pada umumnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga menyinggung Alfaya Chen sebagai harsh noise saat tampil dengan musik noise. Yang mana Alfaya tampil dengan alat yang dirakit sendiri untuk mengeluarkan suara kebisingan.

“Kemudian teman saya juga membawakan noise dengan peralatan DIY dia, segala komponen-komponen dirakit dijadikan satu didalam bentuk kaleng terus dijadikan seperti mainan anak kecil waktu itulo yang bisa diputer terus mengeluarkan suara ting-ting-ting terus di tepukkan sama rantai suara itu ditubrukno lah biar mengeluarkan kebisingannya,” singgungnya.

Selanjutnya, pihaknya mengaku belum bisa mengajak masyarakat lain di wilayah Kabupaten Pati khususnya di Juwana untuk menyukai genre musik noise. Sebab, ia belum melalui tahapan tersebut untuk eksplorasi.

Sebagai informasi bersama, kedua pemuda tersebut pertama kali berkolabirasi pada 16 April 2023, dengan membawakan puisi yang berjudul Sampah, Titik Koma, dan Angkrekso Bantala. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati