palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Akibat harga gabah yang terlalu tinggi, banyak usaha penggilingan padi rakyat skala kecil yang akhirnya tutup.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Komunitas Industri Beras Rakyat (Kibar), Syaiful Bahari. Ia mengatakan bahwa banyak dari mereka yang tak mampu membeli gabah karena terlalu mahal.
“Faktor ini menjadi penyebab berkurangnya suplai beras ke pasar,” jelasnya dilansir dari Bisnis.com.
Harga gabah yang tinggi disebabkan karena produktivitas yang menurun. Sehingga harga gabah kering panen (GKP) berada di angka Rp6.500 – Rp7.000 per kilogram.
Harga itu lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.6/2023 sebesar Rp5.000 per kilogram.
“Di Jawa saja, saat ini hanya menghasilkan GKP rata-rata 3 ton per hektare” ujarnya.
Tingginya harga gabah ini pun membuat harga beras juga mengalami kenaikan. Jika dilihat dari data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras dengan kualitas medium mencapai Rp12.000 per kilogram secara nasional pada Agustus 2023.
Angka tersebut mengalami kenaikan 10,8 persen dibandingkan rata-rata harga pada Januari 2023 yang berada di angka Rp10.830 per kilogram.
Syaiful Bahari memprediksi harga beras medium akan terus naik hingga akhir tahun ini. Kenaikan harga beras juga dipicu oleh tingginya harga gabah di petani.
Syaiful juga mengingatkan adanya kemungkinan kelangkaan beras di akhir tahun. Ia juga menilai pemerintah terlambat dalam melakukan upaya antisipasi. Sebab, jelasnya, ancaman kekeringan karena El Nino membuat sejumlah negara produsen beras dunia melakukan restriksi ekspor beras mereka, terutama India dan Thailand.
“2023 ini merupakan yang tersulit bagi pemerintah untuk keluar dari krisis beras,” ujarnya. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com