palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Guru di Pamekasan Madura mengaku dimutasi karena menolak aturan toilet berbayar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pamekasan. Guru itu diketahui bernama Mohammad Arif (50).
Mengenai hal itu, Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pamekasan No’man Afandi pun buka suara.
Pihaknya mengatakan kebijakan itu ada pada tahun 2018 lalu. Dimana toilet berbayar Rp500 itu diterapkan saat itu untuk meningkatkan kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan.
Namun, aturan itu hanya berjalan sekitar dua pekan dan kemudian tak lagi diterapkan.
“Ini kejadiannya sudah tahun 2018 lalu bukan sekarang,” jelasnya.
No’man yang baru menjabat sebagai Kepala Sekolah MAN 1 Pamekasan menjelaskan jika kebersihan toilet sekolah pada saat itu memang kurang begitu diperhatikan oleh siswa.
Oleh karena itu, untuk mengatasi toilet yang tampak jorok dan kotor, tarif masuk ke kamar mandi dan toilet diusulkan agar siswa sadar akan kebersihan.
“Tujuan sekolah ingin memberikan kesadaran kepada siswa lewat pendidikan karakter,” jelasnya.
Sedangkan perihal Mohammad Arif yang mengaku dimutasi, ia mengatakan hal itu terjadi pada tahun 2022. Masalah itu, jelasnya, tak menjadi kewenangan sekolah.
“Mengenai masalah mutasi tersebut urusan Kantor Agama, bukan sekolah,” jelasnya.
Sementara itu, Mohammad Arif sebelumnya mengaku tiba-tiba dimutasi ke sekolah yang jaraknya satu jam perjalanan. Hal itu ia alami saat Kepala MAN 1 Pamekasan, Nokman Afandi yang baru menjabat menggelar rapat sekolah membahas aturan toilet berbayar.
Arif protes tidak setuju atas kebijakan penerapan toilet berbayar Rp500 karena MAN 1 Pamekasan merupakan sekolah milik negara dimana fasilitas di sekolah harusnya gratis.
“Karena tidak ada sinkronisasi antara pendapat saya dengan pak Nokman sebagai Kepala Sekolah MAN 1 Pamekasan, saya mendapatkan tindakan yang tidak mengenakkan,” ujarnya. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com