Manusia Diutus Menjadi Pemimpin di Bumi, Berikut Ciri Pemimpin yang Baik Menurut Islam

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kepemimpinan merupakan proses memengaruhi atau pemberian contoh pemimpin kepada pengikutnya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam konsep Al-Quran dan Islam, pemimpin disebut dengan istilah imam. Sementara itu, kepemimpinan adalah Imamah.

Seorang pemimpin perlu memiliki sikap tanggungjawab untuk memelihara setiap amanah yang diberikan padanya, serta mewujudkan janji-janjinya. Selain itu, pemimpin bijaksana yang mampu memelihara salatnya akan diganjar dengan surga Firdaus oleh Allah SWT.

Dilansir dari DetikHikmah yang menukil penjelasan dalam buku Pendidikan Agama Islam oleh Asep Rudi Nurjaman, pemimpin yang baik dalam Islam mempunyai beberapa ciri-ciri, seperti niat yang ikhlas, tidak meminta jabatan, berpegang pada hukum Allah, memutuskan perkara secara adil, selalu ada saat diperlukan, memberikan nasehat dan contoh yang baik pada rakyat/pengikutnya, tidak menerima hadiah, lemah lembut, tidak meragukan anggota/pengikutnya/rakyatnya, serta terbuka menerima ide dan kritikan.

Dalam Al-Quran, Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah di Bumi atau utusan yang akan melakukan berbagai tugas kepemimpinan di dunia. Hal ini tercancum dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30, yang berbunyi;

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Wa iż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī jā’ilun fil-arḍi khalīfah, qālū a taj’alu fīhā may yufsidu fīhā wa yasfikud-dimā`, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a’lamu mā lā ta’lamụn

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Kemudian malaikat berkata, “Apakah Kau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memujiMu dan mensucikan nama-Mu?” Allah berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui.” (*)