Jenis-jenis Khodam Menurut Primbon Jawa

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Khodam merupakan jin atau makhluk gaib yang bisa berkomunikasi dengan dengan manusia. Mereka bisa mendampingi hingga membentuk pertahanan untuk melindungi manusia yang diikuti tersebut. Khodam biasanya diperoleh secara turun-temurun, namun ada pula orang yang melakukan ritual tertentu untuk mendapatkan jin pendamping.

Khodam terdiri dari berbagai macam jenis tergantung dari asal maupun kegunaannya. Menurut Primbon Jawa, beberapa jenis khodam diantaranya adalah khodam pendamping, khodam turunan, khodam keilmuan, khodam benda petuah, dan khodam keris.

Berikut penjelasannya!

Khodam Pendamping

Khodam pendamping biasanya sudah dimiliki oleh setiap manusia sejak pertama kali lahir di dunia. Meski pun ada yang menolak keberadaannya, jin khodam tetap akan berada di sisi manusia tersebut. Sementara itu, khodam pendamping dapat mengembangkan kekuatannya untuk melindungi, yakni dengan rajin berpuasa sesuai weton kelahiran.

Khodam keturunan

Khodam leluhur biasanya didapat dari leluhur. Mereka mungkin menurunkan pada generasi selanjutnya setelah meninggal. Tak hanya anak atau cucu, khodam ini juga dapat diturunkan kepada orang yang memiliki energi yang sama dengan pemilik sebelumnya.

Khodam keilmuan

Khodam ini diperoleh dengan melakukan ritual tertentu untuk memperdalam keilmuan spiritual. Beberapa ritual tersebut dilakukan dengan berpuasa atau zikir, sehingga khodam jenis ini akan secara alami mendatangi tuannya jika tirakat dilakukan secara rajin .

Khodam benda petuah

Khodam ini berasal dari benda yang dipercayai sakti dan memiliki nilai spiritual tinggi. Benda bertuah ini ‘diisi’ dengan khodam secara alami atau diberikan oleh seseorang yang berilmu.

Khodam Keris

Keris merupakan salah satu senjata yang memiliki nilai spiritual tinggi. Seseorang yang ‘berilmu’ melakukan tirakat untuk sesuai dengan tujuan pembuatan keris yang nantinya akan diisi oleh entitas untuk dijadikan khodam.

Misalnya, jika keris dibuat untuk tolak bala, maka tikarat yang dilakukan juga harus berhubungan langsung dengan ilmu tolak bala. (*)