Berikut Gaya Kepemimpinan Umar bin Khattab yang Patut Diteladani

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Umar bin Khattab ra adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang ditunjuk sebagai pemimpin. Sosok Umar memiliki gaya kepemimpinan yang patut diteladani.

Kepemimpinannya di Arab berlangsung kurang lebih 10 tahun 6 bulan, yakni pada tahun ke-13 hingga tahun ke-23 (634-644 M). Selama itu, Umar bin Khattab menjadi sosok pemimpin yang selalu mengemban amanah dengan baik.

Umar bin Khattab memiliki sifat tegas, kuat, berani dan gigih. Namun, dibalik semua kekuatannya tersebut, beliau juga sosok yang lembut dan penyayang, serta tak ragu dalam membela orang-orang lemah.

Dilansir dari DetikHikmah, berikut 4 gaya kepemimpinan Umar bin Khattab yang bisa diteladani.

Memprioritaskan Ijtihad dan Musyawarah

Dalam menyelesaikan suatu perkara, Umar bin Khattab selalu bermusyawarah dan mengedepankan ijtihad. Beliau tidak pernah sewenang-wenang dalam mengambil keputusan, terutama jika berkaitan dengan urusan orang banyak.

Tidak ada kebaikan dalam sebuah urusan yang diputuskan tanpa jalan musyawarah,” – Umar bin Khattab.

Adil

Umar bin Khattab juga bertindak adil sebagai pemimpin meski rakyatnya memiliki keberagaman. Beliau tidak pernah membeda-bedakan rakyatnya, meski memiliki agama yang berbeda. Ummar bin Khattab pernah memenangkan perkara orang Yahudi karena apa yang diperjuangkannya benar. Selain itu, Beliau juga pernah meminta pembantu duduk dan makan bersama tuannya agar tidak ada ketimpangan.

Dijelaskan suatu riwayat, Umar bin Khattab RA juga pernah mendatangi rumah anaknya, Abdullah, yang tengah menikmati sepotong daging. Ia berkata, “Apakah karena engkau anak Amirul Mukminin, engkau makan daging dengan nikmat, padahal banyak manusia yang hidup dalam keadaan susah? Apakah tak cukup roti dengan garam atau roti dengan minyak?”

Menghindari KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)

Umar bin Khattab ra juga menghindari korupsi, kolusi dan nepotisme. Saat beliau diangkat menjadi khalifah, menggantikan Abu Bakar RA, ia memberhentikan Khalid bin Walid ra dari jabatan panglima perang pasukan Islam.

Disebutkan bahwa alasannya karena adanya kecenderungan tentara Islam mengagungkan Khalid bin Walid yang terkenal sebagai panglima yang pandai mengatur pasukannya. Posisi panglima perang umat Islam diduduki oleh Abu Ubaidah bin Jarrah yang juga berbakat dan mampu memperluas ajaran Islam di beberapa wilayah.

Selain itu, saat seorang sahabat menyebut putranya, Abdullah sebagai calon Gubernur Kufah. Umar bin Khattab RA menyangkalnya.

Umar bin Khattab RA berkata pada para sahabat, “‘Aku memerlukan orang yang kuat, terpercaya, dan muslim sejati untuk memimpin mereka,’ kemudian Salah seorang sahabat lantas berkata, ‘Demi Allah! Aku akan beri tahukan engkau, siapa orang yang kuat, terpercaya yang engkau harapkan itu’, Umar RA bertanya dengan antusias, ‘Siapakah orangnya?, dan Sahabat itu menjawab, ‘Dia adalah Abdullah ibn Umar’, Umar RA menjawab, ‘Semoga Allah memerangimu. Demi Allah, semoga saja engkau tak sengaja bermaksud seperti itu.

Lalu, Umar benar-benar memilih orang lain sebagai Gubernur Kufah. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati