Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Bayi dengan ukuran tubuh pendek akibat kurang gizi atau prevalensi stunting di Kabupaten Pati berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 masih tinggi, mencapai 23 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia memaparkan bahwa prevalensi stunting di Pati jika menurut SSGI menyentuh 20 persen dari balita yang ada. Namun, karena beberapa faktor menjadikannya lebih tinggi.
Menurutnya, tingginya jumlah stunting di Pati berdasarkan SSGI pada survei terbarunya. Lantaran dari pihak pusat atau Kemenkes menyurvei sampel yang beda dari tahun ke tahunnya.
“Dari SSGI secara nasional kita di sampel itu asalnya 20 persen menjadi 23 persen. Faktor kenaikan ini dikarenakan sampelnya itu berbeda-beda. SSGI itu data survei per tahun, yang disurvei itu sampel yang ditentukan dari Kemenkes dan sampelnya pun beda-beda di tiap tahunnya,” ucapnya kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com baru-baru ini.
Sementara itu, jika berdasarkan data e-PPGBM pada triwulan ke-1 tahun 2023, dari 104.141 jumlah Balita di Pati dan 77.231 Balita yang tertimbang, sebanyak 5,75 Persennya mengalami stunting.
Ia mengaku, prevalensi tersebut mengalami kenaikan apabila disandingkan pada data tahun 2022 lalu, yang mana 5,5 persen menjadi 5,75 persen.
“Di Pati banyak, dari e-PPGBM bulan Agustus itu terakhir ada 5,75 persen. Jika disandingkan tahun 2022 lalu, naik sedikit gak jauh beda yakni 5,5 persen,” paparnya.
Lebih lanjut, Aviani menilai yang ditemukan hanya anak-anak yang pendek dan sangat pendek. Padahal, stunting juga perlu diidentifikasi dengan adanya gangguan perkembangan dan tak sekedar gangguan pertumbuhan. (Emka)

Wartawan palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com